Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kondisi ekonomi Indonesia cukup baik dinilai menopang penguatan IHSG.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menuturkan, bagi BEI, rekor IHSG bukan hal utama. Akan tetapi bagaimana pihaknya meningkatkan kapitalisasi pasar. Ia menilai, kenaikan IHSG itu juga dari situasi ekonomi yang secara teoritis membaik.
"Bukan rekor indeks saham yang paling utama tapi adalah meningkatkan kapitalisasi pasar. Indeks adalah prestasi kerja para anggota dan faktor hasil investasi investor. Semuanya berjalan searah saat ini juga dalam situasi ekonomi yang secara teoritis sangat membaik," jelas Tito saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/7/2017).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, pihaknya memiliki tugas membangun pasar efisien terutama dalam hal informasi untuk menjaga investor minoritas. BEI juga bertanggung jawab menyediakan infrastruktur perdagangan yang handal dan mumpuni sehingga likuiditas terjaga.
"Di lain sisi menaikkan dan men-develop product yang harus dilakukan," ujar dia.
Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Senin 3 Juli 2017, IHSG naik 1,38 persen atau 80,52 poin ke level 5.910,23. Indeks saham LQ45 menguat 2,03 persen ke level 997,51. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
IHSG sempat ke level tertinggi 5.910,23 dan terendah 5.831,20. Sebanyak 181 saham menguat sehingga mendorong penguatan IHSG. Sedangkan 167 saham melemah dan 95 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 354.259 kali dengan volume perdagangan 6,8 miliar. Nilai transaksi Rp 8,7 triliun. Kapitalisasi pasar saham BEI tercatat Rp 6.459 triliun.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: