Sukses

Usai Cetak Rekor Tertinggi, IHSG Dibuka Melemah

Laju IHSG tak mampu melanjutkan penguatan perdagangan saham pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu melanjutkan penguatan perdagangan saham pada Selasa pekan ini, usai mencetak rekor tertinggi pada perdagangan sehari sebelumnya. Pada Senin kemarin, IHSG parkir di angka 5.910 yang merupakan rekor tertinggi baru.

Pada prapembukaan perdagangan saham, Selasa (4/7/2017), IHSG turun 23,51 poin atau 0,40 persen ke level 5.886,72. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih melemah 21,48 poin atau 0,36 persen ke level 5.888,84.

Ada sebanyak 54 saham melemah, sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 82 saham menguat tapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau dan 80 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG bergerak di level tertinggi 5.889,81 dan terendah 5.882,63. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.045 kali dengan volume perdagangan 252 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 211 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual di pasar reguler sekitar Rp 19 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.365.

Sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham infrastruktur turun 1,28 persen dan mencatatkan pelemahan tertinggi, sektor saham barang konsumsi turun 0,80 persen, dan sektor saham keuangan melemah 0,60 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham LPIN naik 9,95 persen ke level Rp 1.050 per saham, saham CMPP menguat 5,10 persen ke level Rp 103 per saham, dan saham AGRS naik 4,72 persen ke level Rp 448 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham LPLI turun 5,88 persen ke level Rp 160 per saham, saham WICO merosot 4,91 persen ke level Rp 310 per saham, dan saham SMRU tergelincir 4,59 persen ke level Rp 520 per saham.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe menjelaskan, pelaku pasar tengah menunggu data pertumbuhan ekonomi semester I 2017. Data ekonomi ini akan keluar pada Agustus bulan depan.

Sementara, Kiswoyo menuturkan, pelaku pasar juga akan mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed). Menurutnya, ada kemungkinan The Fed menaikan suku bunga satu kali lagi. "Ancaman kenaikan suku bunga Ted sekali lagi," ujar dia.

Dia memperkirakan IHSG bergerak di support 5.800. Sementara resistance 6.000.

Tonton Video Menarik Berikut Ini: