Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak campuran pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Dolar AS bergerak melemah akibat pelaku pasar sanksi akan adanya reformasi pelayanan kesehatan di AS.
Mengutip CNBC, Rabu (19/7/2017), Nikkei Jepang turun 0,14 persen, sementara Kospi Korea Selatan bergerak mendatar. Adapun AS&P/ASX 200 Australia menguat 0,62 persen didorong oleh saham-saham di sektor keuangan.
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia lebih suka melihat program kesehatan yang dijalankan sejak presiden sebelumnya Barack Obama atau lebih sering disebut dengan Obamacare tak berjalan semestinya.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut setelah melihat rencana pemerintah Trump untuk melakukan reformasi tunjangan kesehatan tersebut macet. Apalagi ditambah dengan adanya sebagian senator dari Partai Republik yang merupakan partai yang mengusung Trump juga tidak mendukung rencana reformasi tersebut.
Sebelumnya, dua Senator AS dari Partai Republik menyatakan tidak akan mendukung kebijakan tersebut. Pemimpin Senat Mayoritas Mitch McConnell mengatakan, dua senator Partai Republik yang menolak mendukung upaya pemerintahan Presiden Trump untuk merombak Obamacare adalah Jerry Moran dari Kansas dan Mike Lee dari Utah.
Dalam sebuah kesempatan yang terpisah, Moran dan Lee menyatakan alasan penolakan yang selaras satu sama lain. Mereka menilai bahwa, kebijakan baru yang diusulkan pemerintahan Trump tidak cukup efektif untuk mampu menggeser kebijakan US Healthcare System yang ada.
Dengan adanya hal tersebut, pelaku pasar semakin ragu-ragu Trump bisa menjalankan pemerintahan dengan baik. Dolar AS kemudian tertekan termasuk ke kawasan Asia dan mempengaruhi gerak bursa Asia.
"Kemunduran untuk Trump ini berarti kemunduran pula bagi dolar AS. Ada kemungkinan pelemahan lebih lanjut dari Dolar AS," kata analis pasar uang dari BK Asset Management, Kathy Lien.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: