Sukses

Wall Street Cetak Rekor Tersengat Saham Teknologi

Laporan keuangan perusahaan menjadi sentimen utama yang dorong pergerakan bursa saham Amerika Serikat atau wall street.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street menguat didorong indeks saham Nasdaq dan S&P 500 yang cetak rekor. Penguatan wall street didorong saham teknologi.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 66,02 poin atau 0,31 persen ke level 21.640,75. Indeks saham S&P 500 mendaki 13,22 poin atau 0,54 persen ke level 2.473,83. Indeks saham Nasdaq bertambah 40,74 poin atau 0,61 persen ke level 6.385.

Sektor saham teknologi S&P 500 catatkan rekor tertinggi, dan mematahkan rekor sejak Maret 2000.  Sektor saham teknologi sudah naik 22,8 persen sepanjang 2017. Saham Vertex Phamarceuticals naik lebih dari 20 persen. Saham Vertex naik 20,8 persen ke level US$ 159. Saham tersebut menjadi pendorong indeks saham Nasdaq dan S&P 500.

"Laporan keuangan perusahaan terutama laba bersih menjadi pendorong bursa saham. Tahun lalu pelaku pasar hadapi laporan keuangan perusahaan di tengah gejolak ekonomi, sekarang ada pertumbuhan laba bersih secara kuartalan," ujar Jon Adam, Senior Investment Strategist BMO Global Asset Management seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (20/7/2017).

Morgan Stanley melaporkan kinerja keuangan kuartal II yang lebih baik dengan pendapatan melebihi harapan. Sementara itu, laporan kinerja keuangan IBM yang bervariasi dengan laba per saham di atas harapan dan penjualan mengecewakan. Perseroan menyatakan pendapatan turun sehingga mendorong saham IBM tergelincir 4,2 persen.

"Semuanya laba bersih diharapkan cukup kuat," ujar Analis Boston Private, Shannon Saccocia.

Berdasarkan data The Earnings Scout, 53 perusahaan masuk indeks saham S&P 500 sudah melaporkan kinerja keuangan. Dari jumlah itu, 77 persen mencatatkan kinerja sesuai harapan, sedangkan 75 persen pendapatan perusahaan melebihi harapan.

Bursa saham AS memasuki wilayah teritori positif bahkan cetak rekor didorong indeks saham Nasdaq dan S&P 500. Hal ini terjadi di tengah ketidakpastian pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump terutama kemampuan soal atasi agenda fiskal. Selain itu, pemerintahan Donald Trump juga ingin menggantikan Obamacare sebelum melakukan kebijakan lainnya seperti reformasi pajak.

"Situasi politik buat investor khawatir tetapi faktor skeptis juga perlu untuk mendorong pasar saham lebih tinggi," tutur Maris Ogg, Presiden Direktur Tower Bridge Advisors.

Volume perdagangan saham tercatat sekitar 5,78 miliar saham di bursa saham AS atau wall street. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata harian 6,41 miliar saham. Dari pasar surat utang, imbal hasil surat berharga AS naik. Surat utang AS bertenor 10 tahun berada di kisaran 2,27 persen. Sedangkan surat utang AS bertenor dua tahun 1,36 persen.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Â