Liputan6.com, Tokyo - Sebagian besar Pasar Saham Asia menguat pada awal perdagangan hari ini. Pasar terus mengawasi Dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali menguat, usai selama sepekan melemah akibat ketidakpastian terkait kemampuan Gedung Putih untuk meloloskan kebijakannya.
Melansir laman CNBC, Selasa (25/7/2017), indeks Nikkei Jepang naik tipis 0,14 persen. Sementara Kospi Korea Selatan melemah 0,07 persen pada awal perdagangan.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,62 persen terdorong keuntungan di semua sektor kecuali sub-indeks jasa telekomunikasi. Sub-indeks industri dan energi memimpin kenaikan, diperdagangkan lebih tinggi dengan 1,09 persen dan 0,97 persen.
Baca Juga
Sementara indeks dolar, yang jadi ukuran terhadap sekeranjang mata uang lainnya mendatar di posisi 94.046. Indeks dolar menguat di sesi semalam setelah berkubang di level terendah dalam 13 bulan di awal pekan ini. Terhadap yen, greenback naik tipis 111,29 yen.
Advertisement
Ahlis Strategi Mata Uang National Australia Bank Rodrigo Catril mengkaitkan penguatan dolar ke PMI yang tercatat lebih baik dari perkiraan di Amerika Serikat.Â
Namun dia juga memperingatkan kondisi politik AS bisa menjadi "ujian besar" menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu ini.
Sebelumnya, Wallstreet ditutup bervariasi dengan Nasdaq mencetak rekor tertinggi menjelang keluarnya laporan pendapatan perusahaan teknologi. Sementara S&P 500 dan Dow tertinggal di belakang, terimbas penurunan saham Johnson & Johnson.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 66,9 poin atau 0,31 persen ke posisi 21.513,17, dan S&P 500 kehilangan 2,63 poin atau 0,11 persen menjadi 2.469,91. Adapun indeks Nasdaq Composite bertambah 23,05 poin atau 0,36 persen menjadi 6.410,81.
Indeks utama AS diperdagangkan mencapai rekor, seiring laporan kuartalan para perusahaan pada minggu ini.
Tonton video menarik berikut ini: