Sukses

Wall Street Tertekan, Sektor Ritel Bebani Gerak Bursa AS

Saham-saham di sektor ritel tertekan di saat data penjualan eceran AS mengalami perbaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street sedikit tertekan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Saham-saham di sektor ritel melemah di saat data penjualan eceran AS mengalami perbaikan.

Mengutip Reuters, Rabu (16/8/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 5,28 poin atau 0,02 persen menjadi 21.998,99. S&P 500 turun 1,23 poin atau 0,05 persen menjadi 2.464,61. Sedangkan Nasdaq Composite turun 7,22 poin atau 0,11 persen menjadi 6.333.

Saham-saham di sektor ritel mengalami tekanan pada perdagangan Selasa. Saham Home Depot turun 2,7 persen dan menjadi penekan terbesar bagi indeks S&P 500 dan Dow Jones.

Tak berbeda jauh saham perusahaan saingan dari Home Depot yaitu Lowe's Companies, Inc juga mengalami tekanan. Saham perusahaan tersebut turun 4,4 persen.

Padahal sebenarnya, data penjualan ritel AS tidak begitu tertekan. Pada akhir pekan lalu, data penjualan ritel AS pada Juli menunjukkan kenaikan terbesar dalam tujuh bulan.

Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, Waltham, Massachusetts, AS, McMillan, memperkirakan bahwa masyarakat AS memang sudah mendapatkan kenaikan penghasilan dan membelanjakan uang mereka. "Namun sayangnya tidak pada barang yang sama," jelas dia.

Oleh karena itu, ada perusahaan ritel yang mampu memperoleh pendapatan yang tinggi. Di sisi lain, ada perusahaan ritel yang harus kalah bersaing.

Tekanan Wall Street pada perdagangan Selasa sebenarnya cukup rendah jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya usai adanya pelonggaran tensi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunda keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam sementara dia menunggu untuk melihat apa yang Amerika Serikat lakukan.

Tonton Video Menarik Berikut Ini: