Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir di zona merah meskipun dibuka menguat pada perdagangan jelang libur panjang Idul Adha. Investor masih melakukan aksi jual pada perdagangan Kamis ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (31/8/2017), IHSG turun 8,44 poin atau 0,14 persen ke level 5.864,05. Indeks saham LQ45 melemah 0,24 persen ke level 977,33. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 198 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 138 saham menguat dan 114 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.881,73 dan terendah 5.845,27.
Advertisement
Transaksi saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 319.281 kali dengan volume perdagangan saham 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun.
Baca Juga
Investor asing melakukan aksi jual Rp 250 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.336. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrasturktur susut 0,85 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan melemah 0,83 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,63 persen.
Adapun sektor saham yang menguat antara lain sektor saham industri dasar naik 0,62 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 0,25 persen dan sektor saham barang konsumsi mendaki 0,25 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham PGLI melonjak 25,74 persen ke level Rp 153 per saham, saham WAPO menanjak 25,74 persen ke level Rp 127 per saham, dan saham ASJT menguat 22,39 persen ke level Rp 820 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menjadi top losers antara lain saham TRAM merosot 19,23 persen ke level Rp 147 per saham, saham CANI tergelincir 360 persen ke level Rp 360 per saham, dan saham GJTL tertekan 15,71 persen ke level Rp 805 per saham.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memang telah memperkirakan IHSG bakal tertekan. Aksi jual investor membuat indeks tertekan.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Crossing saham
Namun sebenarnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, dana asing yang masuk masih besar mencapai Rp 16 triliun. Dana asing yang banyak keluar dikatakan karena pelaku pasar melakukan transaksi tutup sendiri (crossing saham) sebagai tindak lanjut Program Pengampunan Pajak (tax amnesty).
"Tolong yang crossing jangan dihitung, karena yang crossing asing ke Indonesia sebagian adalah tax amnesty. Jadi kalau dihitung kalau tanpa crossing dana asing yang masuk masih Rp 16 triliun," jelas dia di Gedung BEI Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Dia menuturkan, saat crossing saham, sejumlah saham dijual kepada investor lokal. Padahal, sejatinya itu bukan transaksi jual saham. "Karena yang crossing rata-rata jual dari asing ke Indonesia, dianggap dana asing keluar padahal itu adalah sebagian tax amnesty, bukan jual," ungkap dia.
Tito menuturkan, dalam tax amnesty investor harus mengungkap identitas sebenarnya. Proses balik nama sendiri akan terus berlangsung hingga paling lambat 31 Desember 2017.