Liputan6.com, Jakarta - Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merilis kinerja keuangan semester I 2017. Hasil kinerja dua emiten BUMN tambang tersebut cukup bervariasi.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penjualan turun 28 persen menjadi Rp 3,01 triliun hingga semester I 2017. Itu didorong penurunan volume penjualan feronikel dan emas. Volume penjualan feronikel merosot empat persen menjadi 7.791 TNi dibandingkan penjualan semester I 2016 sebesar 8.092 TNi.
Penurunan volume penjualan feronikel imbas dari dilakukannya pekerjaan penggantian roof di Electric Smelting Furnace-3. Selain itu, mengoptimalkan fasilitas produksi pabrik FeNi III berkapasitas operasi 10.000 TNi per tahun.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan volume penjualan juga disebabkan adanya kebijakan manajemen untuk ekspor feronikel di semester II 2017 seiring kenaikan harga nikel. Harga rata-rata nikel mencapai US$ 4,55 per pon pada semester I 2017. Adapun awal September sudah mencapai US$ 5,43 per pon.
Penjualan turun mendorong PT Aneka Tambang Tbk mencatat rugi komprehensif periode berjalan kepada atribusi pemilik entitas induk sebesar Rp 496,11 miliar pada semester I 2017. Pada semester I 2016, tercatat untung Rp 11,03 miliar.
Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 2,87 triliun pada semester I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,04 triliun. Sementara itu, laba kotor merosot menjadi Rp 134,69 miliar pada semester I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 119,87 miliar.
Beban usaha turun menjadi Rp 365,28 miliar pada semester I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 370,59 miliar. Perseroan mencatatkan rugi usaha menjadi Rp 230,59 miliar.
Hingga semester I 2017, perseroan telah membelanjakan Rp 811,7 miliar untuk keperluan investasi yang terdiri dari Rp 93,6 miliar untuk investasi rutin, Rp 713 miliar untuk investasi pengembangan, dan Rp 5,1 miliar untuk biaya ditangguhkan.
Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk terus mengintensifkan beragam inisiatif efisiensi dan menghemat Rp 10,8 miliar atau 60 persen dari target efisiensi 2017 sebesar Rp 17,9 miliar.
"Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk di semester I 2017 merupakan refleksi dari penurunan volume penjualan komoditas feronikel dan emas serta adanya pengaruh volatiltias harga komoditas. Kami yakin peningkatan kinerja operasi, upaya efisiensi yang berkelanjutan serta ada tren peningkatan harga komoditas akan meningkatkan kinerja keuangan pada semester II 2017," ujar Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Arie Ariotedjo dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Kinerja PT Timah Tbk
Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk untung Rp 150,65 miliar hingga semester I 2017. Periode semester I 2016, PT Timah Tbk mencatatkan rugi Rp 32,87 miliar.
Perseroan memperoleh untung tersebut didorong kenaikan pendapatan usaha dari Rp 2,79 triliun pada semester I 2016 menjadi Rp 4,3 triliun pada semester I 2017. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 3,67 triliun. Laba bruto pun menanjak dari Rp 288,99 miliar menjadi Rp 630,29 miliar pada semester I 2017.
Perseroan mencatatkan keuntungan dari pendapatan keuangan menjadi Rp 4,49 miliar pada semester I 2017. Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham menjadi 21 pada semester I 2017.
PT Timah Tbk membukukan liabilitas naik dari Rp 3,89 triliun pada 31 Desember 2016 menjadi Rp 4,45 triliun pada 30 Juni 2017. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 454,64 miliar pada 30 Juni 2017.
Advertisement