Sukses

Melihat Ekspansi Bisnis Japan Tobacco di RI dan Filipina

Japan Tobacco Inc membeli perusahaan rokok di Indonesia senilai US$ 677 juta. Apakah perusahaan rokok itu milik anak usaha PT Gudang Garam?

Liputan6.com, Jakarta - Japan Tobacco Inc (JTI) membeli perusahaan rokok di Indonesia senilai US$ 677 juta atau sekitar Rp 9,03 triliun (asumsi kurs Rp 13.350 per dolar Amerika Serikat). Pembelian perusahaan rokok di Indonesia ini oleh Japan Tobacco disebut-sebut anak usaha PT Gudang Garam Tbk.

Lalu apakah benar perusahaan rokok yang dibeli Japan Tobacco anak usaha PT Gudang Garam Tbk (GGRM)?

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PT Gudang Garam Tbk membantah hal itu. Dalam laporan paparan publik di Gedung BEI, Surabaya pada 30 Agustus 2017, perseroan menyatakan PT Karyadibya Mahardhika (KDM) bukan anak usaha perseroan.

"Dan tidak ada kaitannya dengan Perseroan," tulis manajemen PT Gudang Garam Tbk.

Dalam pantauan Liputan6.com di website BEI dan laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk hingga semester I 2017 tidak ada nama anak usaha PT Karyadibya Mahardhika.

Seperti diketahui, Japan Tobacco mengakuisisi 100 persen saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara (SMN) pada awal Agustus 2017. Nilai akuisisi mencapai US$ 677 juta. Akuisisi tersebut diharapkan selesai pada kuartal IV 2017.

Adapun tujuan akuisisi tersebut mengingat Indonesia adalah pasar tembakau terbesar kedua di dunia. Grup Japan Tobacco juga sudah terlibat di bisnis rokok konvensional di Indonesia. Kesepakatan ini akan memberikan kehadiran langsung grup Japan Tobacco di Indonesia.

"Kami sangat antusias untuk memasuki pasar kretek Indonesia secara nasional dengan memanfaatkan PT Karyadibya Mahardika (KDM) termasuk pengadaan dan produksi serta jaringan distribusi skala Surya Mustika Nusantara," ujar Mutsuo Iwai, Executive Vice President and President of the Tobacco Business dalam keterangan perseroan di situs Japan Tobacco International.

Adapun KDM beroperasi melalui sembilan fasilitas produk kretek di Jawa dan menjual produknya ke seluruh Indonesia melalui SMN. Kedua entitas itu mempekerjakan sekitar 7.500 orang.

"Saya yakin bahwa produk kretek dan keahliaan lokal KDM yang sangat baik dan keahliaan lokal dan platform distribusi SMN yang kuat bersama dengan pengetahuan internasional JTI akan semakin perkuat pertumbuhan di Indonesia. Kami berharap dapat menyambut semua karyawan ke dalam organisasi kami," kata Eddy Pirard, Presiden dan CEO JTI.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Akuisisi Perusahaan Rokok di Filipina

Japan Tobacco International tampaknya tidak puas hanya akuisisi perusahaan rokok di Indonesia. Japan Tobacco International juga akuisisi perusahaan rokok di Filipina.

Grup Japan Tobacco akuisisi aset terkait dengan bisnis rokok Mighty Corporation senilai US$ 936 juta. Aset tersebut meliputi jaringan distribusi, peralatan produksi dan kekayaan intelektual. Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal III usai ada kelonggaran peraturan.

Grup Japan Tobacco International akuisisi perusahaan rokok Filipina Mighty Corporation seiring perusahaan itu memiliki pangsa pasar 23 persen di Filipina. Mighty Corporation memegang posisi pasar yang memiliki merek lokal kuat seperti Mighty dan Marvels. Jaringan distribusinya pun menjangkau gerai-gerai nasional.

"Saya yakin akuisisi ini akan memungkinkan ekspansi lanjutan kami di pasar, dan akan memungkinkan kami untuk memanfaatkan merek unik Mighty Corporation dan jaringan distribusi nasional mereka dalam waktu dekat," ujar Eddy Pirard, Presiden Direktur dan CEO JTI.

Transaksi itu memungkinkan grup Japan Tobacco untuk konsolidasi landasan bisnis melalui perluasan distribusi dan portofolio merek yang kuat.

"Transaksi ini adalah contoh dari ekspansi geografis kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan pada waktu pertengahan hingga jangka panjang. Akuisisi besar di Asia Tenggara bertambah di wilayah itu usai akuisisi perusahaan rokok di Indonesia. Selanjutnya akan meningkatkan bisnis di kawasan Asia Tenggara," ujar Iwai.