Sukses

Dolar Menguat Bawa Bursa Asia Menghijau

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 91,462 setelah merosot pada hari Jumat.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat terpicu kenaikan kembali Dolar Amerika Serikat (AS). Pasar juga tengah mencerna rencana kebijakan Bank Rakyat China dan Bank Sentral Eropa yang akan diumumkan pada akhir pekan.

Melansir laman CNBC, Senin (11/9/2017), indeks Nikkei 225 menguat 1,25 persen dan indeks Kospi Korea Selatan masih tertekan 0,99 persen, seiring meredanya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea selama akhir pekan.

Sementara Down Under, S & P/ASX 200 naik 0,48 persen, dengan sub-indeks teknologi informasi dan kesehatan memimpin kenaikan.

Bursa Asia kembali melaju usai Korea Utara ternyata tak lagi meluncurkan rudalnya pada 9 September, yang disebut-sebut merupakan hari berdirinya negara tersebut. Sebelumnya, muncul spekulasi menjelang akhir pekan bahwa Korea Utara akan kembali melakukan uji coba rudal saat momen tersebut.

Di sisi lain, pasar juga tengah memantau rencana Bank sentral China yang ingin meringankan persyaratan bagi lembaga keuangan, untuk menyisihkan cadangan risiko valuta asing bagi perdagangan yuan pada 11 September, seperti mengutip Reuters.

"Persyaratan ini diberlakukan pada bulan Oktober 2015 untuk mengurangi spekulasi valuta asing. Ini menunjukkan pendekatan liberalisasi perdagangan yang lebih liberal karena PBOC menghapus beberapa mekanisme defensif yang diterapkan untuk mengurangi arus modal keluar," kata Stephen Innes, Kepala Perdagangan Asia-Pasifik OANDA, melalui catatannya.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa menimbang opsi untuk mengurangi pembelian obligasi menjadi 20 miliar euro atau 40 miliar euro per bulan dari 60 miliar euro saat ini. Keputusan bank sentral tersebut diperkirakan akan disampaikan pada pertemuan 26 Oktober.

Dalam mata uang, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 91,462 setelah merosot pada hari Jumat. Indeks dolar pada pekan ini berakhir di posisi 91,325. Analis menghubungkan melemahnya dolar terkait ketegangan geopolitik dan dampak ekonomi Badai Harvey dan Irma.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: