Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menyentuh rekor level tertinggi seiring kenaikan harga saham konsumsi dan energi.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 39,32 poin atau 0,18 persen ke posisi 22.158,18. Indeks saham S&P 500 bertambah 1,89 poin atau 0,08 persen ke posisi 2.498,37. Sedangkan indeks saham Nasdaq naik 5,91 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.460,19.
Wall street menguat tanpa bantuan saham Apple Inc. Saham Apple Inc turun 0,8 persen usai meluncurkan iPhone X yang dinilai terlalu mahal. Selain itu, produk iPhone X itu baru ada di pasar pada November 2017. Meski demikian, saham Apple sudah naik 37 persen sepanjang 2017. Analis melihat hal itu dapat dimanfaatkan untuk aksi ambil untung.
Advertisement
Baca Juga
"Pergerakan saham Apple hingga batas tertentu didorong dari "menjual berita". Banyak harapan sehingga berdampak ke harga saham," ujar Art Hogan, Chief Market Strategist Wunderlich Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (14/9/2017).
Adapun wall street dapat menguat didorong saham-saham konsumsi. Wall street sempat sentuh rekor tertinggi tahun ini. Meski pun sempat tertekan lantaran gejolak di Gedung Putih,kenaikan suku bunga the Federal Reserve dan keraguan pasar terhadap kemampuan Presiden AS Donald Trump untuk mendorong reformasi sehingga dorong bisnis. Sedangkan sentimen baru-baru ini bayangi pasar saham yaitu ketegangan mengenai senjata nuklir Korea Utara.
Adapun saham-saham yang menguat antara lain saham Target Corp naik 2,8 persen. Saham Chevron Corp bertambah 1,5 persen sehingga mendorong indeks saham Dow Jones. Saham Amazon.com naik 1,7 persen. Selain itu, saham Nordstrom Inc menguat 6 persen.
Volume perdagangan saham tercatat 6,2 miliar saham di wall street. Angka ini di atas rata-rata perdagangan saham sekitar 5,8 miliar saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: