Sukses

Strategi Indonesia AirAsia Masuk ke Pasar Saham RI

PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait masuknya Indonesia AirAsia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengubah bisnis penerbangan dengan masuknya Indonesia AirAsia.

Perseroan akan menggunakan skema transaksi perpetual securities untuk mengambilalih PT Indonesia AirAsia. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk Angela Suniarti, pengambilalihan Indonesia AirAsia melalui skema konversi perpetual securities untuk menghindari penggunaan dana besar mencapai Rp 2,6 triliun untuk melakukan penyertaan saham yang mewakiliki kepemilikan 57,25 persen saham Indonesia AirAsia.

AirAsia Berhad telah mengindikasikan kalau AirAsia Berhad (AAB) tidak memiliki rencana untuk konversi sisa perpetual securities menjadi saham Indonesia AirAsia. Namun, AAB sebelumnya telah mengindikasikan AAB berencana untuk mempertahankan tingkat kepemilikan maksimum yang diizinkan berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia," ujar Angela.

Ia menuturkan, AAB juga mengindikasikan kalau AAB akan konversikan perpetual securities jika nanti kepemilikan AAB di Indonesia AirAsia terdelusi akibat penerbitan saham baru oleh Indonesia AirAsia.

Perpetual securities merupakan salah satu instrumen perusahaan untuk mendapatkan modal bagi bisnis mereka. Instrumen itu seperti surat utang yang ditawarkan tanpa batas waktu.

Perseroan juga menyatakan telah menerima waiver atau pengabaian dari Bank Danamon terkait rencana penawaran umum terbatas perseroan atau rights issue. Sedangkan waiver dari Bank Permata sedang dalam proses. "Fasilitas dari Bank Permata merupakan fasilitas pinjaman back-to-back yang dijamin dengan deposito. Fasilitas ini akan dilunasi pada saat deposito itu jatuh tempo pada 2 November 2017," jelas dia.

Terkait ada perubahan kegiatan usaha perseroan, PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk juga mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja atas karyawan yang tercatat sebagai karyawan PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

"Perseroan melakukan pemutusan hubungan kerja itu, Perseroan akan ikuti seluruh peraturan ketenagakerjaan yang berlaku," kata dia.

Untuk menjalani bisnis penerbangan itu, perseroan menyatakan kalau Indonesia AirAsia memiliki dan mengendalikan 17 pesawat. Status pesawat itu antara lian lima pesawat dengan skema sewa pembiayaan dan 12 pesawat dengan skema sewa operasi dari pihak ketiga. Rata-rata umum pesawat yang dioperasikan oleh Indonesia AirAsia adalah 6,5 tahun.

Selain itu, Indonesia AirAsia juga memiliki 157 rute yang disetujui dalam Surat Izin Angkutan Udara Niaga Berjadwal antara lain 85 rute domestik dan 72 rute internasional.

"Saat ini Indonesia AirAsia mengoperasikan tujuh rute domestik dan 19 rute internasional yang dioperasikan melalui empat hub yaitu Jakarta, Denpasar, Medan dan Surabaya," ujar dia.

Selama semester I 2017, Indonesia AirAsia telah operasikan sebanyak 15.531 sektor atau penerbangan memiliki kapasitas 2,8 juta penumpang, dan Indonesia AirAsia juga melayani 2,3 juta penumpang.

Pada 2016, jumlah penumpang tercatat 4,7 juta penumpang. Sedangkan per Juni 2017, rata-rata jumlah penerbangan per minggu adalah 592 penerbangan.

Indonesia AirAsia berencana menambah dua pesawat Airbus 320 pada kuartal IV 2017 melalui skema sewa operasi dari pihak ketiga.

"Indonesia AirAsia akan menggunakan dana internal yang berasal dari kegiatan operasional untuk memenuhi rencana tambah pesawat," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Backdoor Listing, Indonesia AirAsia Bakal Masuk Pasar Saham

PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (RMPP) akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana sekitar Rp 3,4 triliun. Dana hasil aksi korporasi ini lantaran perseroan akan fokus ke usaha jasa penerbangan komersial berjadwal.

Mengutip laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 30 Agustus 2017, perseroan dengan kode saham CMPP ini akan melepas 13,46 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Total dana yang akan diraup sekitar Rp 3,41 triliun.

Rasio rights issue tersebut bagi pemegang saham sebanyak 337 saham lama akan mendapatkan 23.818 saham baru. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issuenya akan kehilangan kepemilikan saham atau rasio dilusi 97,97 persen.

Dana hasil rights issue sekitar 76 persen digunakan untuk mengambilalih sekuritas perpetual saham PT Indonesia AirAsia (IAA) senilai Rp 2,6 triliun. Sisanya sekitar 24 persen untuk modla kerja RMPP dan entitas anak RMPP.

PT Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment Ltd (AIL) yang juga sebagai pemegang saham utama PT Indonesia AirAsia (IAA) menjadi pembeli siaga. Hal ini berdasarkan perjanjian pembeli siaga dengan persyaratan pada 29 Agustus 2017. Seperti diketahui, AirAsia memegang sekitar 49 persen saham PT Indonesia AirAsia.

Usai diperolehnya sekuritas perpetual, RMPP akan konversikan seluruh sekuritas perpetual Indonesia AirAsia dengan tingkat konversi Rp 10.789.550 menjadi saham baru PT Indonesia AirAsia sebanyak 241.067 lembar saham. Atas jumlah saham itu, kepemilikan RMPP di Indonesia AirAsia menjadi 57,25 persen.