Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat sentuh level tertinggi pada perdagangan saham awal pekan ini.
Berdasarkan data RTI, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.936,13 dan terendah 5.912,51.. Pada pukul 15.21 WIB, IHSG naik 13,56 poin atau 0,23 persen ke posisi 5.914. Level IHSG di 5.936 tertinggi sepanjang sejarah. Sebelumnya level tertinggi IHSG di kisaran 5.914 pada 23 Agustus 2017.
Ada sebanyak 147 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. Sedangkan 173 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 111 saham lainnya diam di tempat. Investor asing melakukan aksi beli Rp 40,82 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran 13.563.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 231.954 kali dengan volume perdagangan 6,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,7 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham barang konsumsi naik 1,12 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur mendaki 0,84 persen dan sektor saham industri naik 0,41 persen. Sedangkan sektor saham tambang melemah 1,15 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham BBMD naik 24,80 persen ke posisi Rp 1.535 per saham, saham MARK melonjak 24,52 persen ke posisi Rp 965 per saham, dan saham OASA menguat 24,49 persen ke posisi Rp 610 per saham.
Sedangkan saham-saham catatkan top losers antara lain saham BCIP susut 20,43 persen ke posisi Rp 74, saham JGLE merosot 18,29 persen ke posisi Rp 134, dan saham FIRE turun 16,76 persen ke posisi Rp 1.415 per saham.
Bursa Asia kompak menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,90 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,22 persen, indeks saham Singapura menguat 1,19 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Indeks saham Taiwan mendaki 0,78 persen.
Kenaikan IHSG ini terjadi di tengah rilis inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi September 2017 tercatat 0,13 persen.
Sementara inflasi tahun kalender mencapai 2,66 persen dan tahun ke tahun sebesar 3,72 persen.
"Inflasi 0,13 persen terkendali. Lebih rendah dibanding september 2016 yang inflasi 0,22 persen. Tapi lebih tinggi dibanding September 2015 ada deflasi 0,05 persen. Diharapkan sampai akhir tahun terkendali, sehingga bisa mencapai target," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Senin pekan ini. Dia menyebutkan, dari 82 kota, sebanyak 50 mencetak inflasi dan 32 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Tual sebesar 1,59 persen. Sementara yang terendah di Depok dan Mamuju masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara yang mencetak deflasi tertinggi adalah Manado sebesar 1,04 persen, dan deflasi terendah di Tembilahan 0,01 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: