Sukses

Pelemahan Data Tenaga Kerja AS Tekan Wall Street

Tekanan terhadap Wall Street juga terjadi karena pelemahan saham-saham di sektor farmasi.

Liputan6.com, Jakarta - Penguatan Wall Street selama enam hari berturut-turut terhenti usai keluarnya data pekerjaan nonpertanian AS yang menunjukkan pelemahan bulanan untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Selain itu, tekanan terhadap Wall Street juga terjadi karena pelemahan saham-saham di sektor farmasi.

Mengutip Reuters, Sabtu (7/10/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,72 poin atau 0,01 persen dan berakhir di level 22.773,67. S&P 500 kehilangan 2,74 poin atau 0,11 persen menjadi 2.549,33. Berbeda, Nasdaq Composite justru naik 4,82 poin atau 0,07 persen menjadi 6.590,18.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pembayaran gaji para pekerja di luar sektor pertanian mengalami penurunan pada September karena adanya Badai Harvey dan Irma. Hal tersebut menunjukkan bwha terjadi penundaan perekrutan dan juga penambahan jumlah pengangguran.

"kemampuan dari Wall Street untuk bertahan cukup menakjubkan terhadap berita baik maupun berita buruk. Sejauh ini bursa saham AS mampu terus mencetak rekor tertinggi dan baru berakhir jelang akhir pekan ini," jelas Chief Executive Officer (CEO) Longbow Asset Management, Tulsa, Oklahoma, AS, Jake Dollarhide.

Pelemahan pasar saham AS juga karena penurunan saham-saham di sektor farmasi. Penyebabnya adalah rencana dari Amazon untuk menjual obat-obatan pesanan dari resep dokter. Saham Walgreens turun 4,9 persen dan CVS turun 4,9 persen, sementara saham Amazon naik 0,9 persen.

Pada perdagangan Sebelumnya, Wall Street mampu mencetak rekor karena sentimen positif dari adanya tanda-tanda bahwa Kongres mendekati kesepakatan mengenai pemotongan anggaran dan pajak.

Pada hari Kamis, Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui cetak biru pengeluaran yang memberikan garis besar untuk pemotongan pajak. Pemilu Senat diharapkan segera dilakukan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: