Sukses

Telkomsel Menang Lelang Frekuensi Bisa Dorong Kinerja Telkom

Tambahan frekuensi akan membuat Telkomsel bisa meningkatkan layanan sehingga nantinya berimbas pada kinerja induk usaha di masa datang.

Liputan6.com, Jakarta Keluarnya Telkomsel sebagai pemenang lelang frekuensi 2,3 GHz selebar 30 MHz diprediksi akan berdampak positif bagi kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TelkomGroup) di masa mendatang.

"Tentunya modal tambahan frekuensi itu akan menjadi angin segar bagi kinerja TelkomGroup di masa mendatang. Telkomsel kan penopang utama kinerja TelkomGroup," ujar Analis dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (18/10).

Dia memprediksi, tambahan frekuensi yang didapat akan membuat Telkomsel bisa meningkatkan layanan sehingga nantinya berimbas pada kinerja induk usaha di masa mendatang.

"Kalau dilihat ke kinerja saham Telkom jangka pendek ini masih tergantung sentimen di market. Rasanya isu ini (menang lelang) bisa menjadi katalis positif. Soalnya semua sedang menunggu kinerja kuartal tiga dari TelkomGroup," jelas dia.

Adapun sampai semester I 2017, PT Telkom mencatat kenaikan laba 21,85 persen. Dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 12,10 triliun.

Perolehan tersebut tumbuh 21,85 persen dibandingkan dengan laba semester I-2016 yang senilai Rp 9,926 triliun. Perolehan laba bersih didorong kenaikan pendapatan perseroan. Pendapatan Telkom tercatat Rp 64,02 triliun atau naik 13,40 persen dibandingkan semester I di 2016 sebesar Rp 56,45 triliun.

Sumbangan dari Data, Internet & IT Services sebesar Rp 27,12 triliun, sedangkan pendapatan Cellular Voice & SMS sebesar Rp 26,02 triliun.

 

 

2 dari 2 halaman

Tambah Jumlah Pelanggan

Sekjen Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB (PIKERTI-ITB) M Ridwan Effendi mengakui asupan frekuensi baru di 2,3 GHz akan membuat rasio spektrum terhadap jumlah pelanggan membesar bagi Telkomsel. "Ini artinya Telkomsel punya keleluasaan di sisi infrastruktur untuk melayani pelanggan dengan optimal," kata dia.

Dia menjelaskan, secara teknis ada tiga cara untuk meningkatkan kapasitas layanan operator seluler. Pertama, menambah BTS. Kedua, menambah spektrum frekuensi. Ketiga, mengganti teknologi ke yang lebih efisien.

"Telkomsel sudah maksimal di langkah pertama dan ketiga. BTS sudah rapat, teknologi 4G versi terakhir release 13. Langkah pertama dan ketiga itu menambah belanja modal. Kalau langkah kedua (tambahan frekuensi) itu hanya menambah beban operasional," pungkasnya.

Dalam catatan PIKERTI-ITB, Telkomsel memiliki frekuensi 7,5 Mhz masing-masing di 850 Mhz dan 900 MHz. 22,5 MHz di 1.800 Mhz dan 10 Mhz di 2,1 Ghz. Total kepemilikan frekuensi 52,5 Mhz untuk melayani sekitar 178 juta pengguna.

Kajian yang dikeluarkan Deutsche Bank Markets Research pada 16 Oktober 2017 menyatakan Telkomsel memang membutuhkan tambahan frekuensi agar lebih efisien di kisaran 11 persen sampai 28% persen.

Tambahan spektrum akan meminimkan belanja modal dalam jangka pendek. Hal ini menjadikan saham Telkom masih layak dikoleksi untuk jangka panjang.

Sebelumnya, Kementrian Komunikasi dan Informatika mengumumkan Telkomsel memenangkan tender tambahan frekuensi sebesar 30 MHz di 2,3 GHz karena menawar dengan harga tertinggi dibanding empat peserta lainnya.

Anak usaha Telkom itu menawar 30 MHz frekuensi 2,3 GHz senilai Rp 1,007,483 triliun. Telkomsel berhasil menyisihkan, Hutchison 3 Indonesia, Indosat, XL Axiata, dan PT Smart Telecom.

Video Terkini