Sukses

BEI: Produsen Es Krim Campina Lepas 30 Persen Saham ke Publik

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, produsen es krim Campina akan mencatatkan saham pada Desember 2017.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, produsen es krim merek Campina akan mencatatkan saham pada Desember 2017.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menuturkan, PT Campina Ice Cream Industry akan melepas saham 30 persen ke publik. Perseroan telah menunjuk PT Shinha Sekuritas Indonesia untuk menangani initial public offering (IPO).

"Dana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Campina antara lain 50 persen untuk modal kerja, 18 persen buat lunasin utang, dan 32 persen buat perluasan bisnis," ujar Samsul saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (27/10/2017).

Samsul menuturkan, produsen es krim merek Campina akan mencatatkan saham di BEI pada Desember 2017.

Hingga Oktober 2017, ada 27 perusahaan yang sudah mencatatkan saham di BEI. Total emisi IPO mencapai Rp 5,61 triliun. Samsul menuturkan, saat ini ada 12 perusahaan yang masih proses IPO. Namun, pihaknya belum dapat menjelaskan detil soal total nilai IPO.

Sebelumnya, ada 14 perusahaan yang melakukan IPO pada 2016. Total nilai emisi mencapai Rp 12,07 triliun.

"Belum bisa diukur karena harga IPO yang sedang proses belum diketahui," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

BEI Targetkan 35 Perusahaan Lepas Saham ke Publik pada 2018

BEI juga menargetkan jumlah perusahaan yang mencatatkan saham mencapai 35 emiten pada 2018. Selain itu, 60 perusahaan tercatat yang melakukan pencatatan tambahan (rights issue dan saham bonus).

Selain itu, target emisi obligasi yang dipatok BEI pada 2018 adalah sebanyak 80 emisi obligasi dan 156 obligasi negara.

Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian pada 2018 mencapai Rp 9 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian ini meningkat dari periode sebelumnya Rp 7,75 triliun.

Target tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan stabilitas dan peningkatan ekonomi nasional pada 2018. Penetapan tersebut juga dengan adanya optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, meningkatnya eksposur kenaikan peringkat investasi menjadi layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's, serta peningkatan jumlah investor baru dan aktivitas IPO, serta optimalisasi produk bursa.

Sedangkan asumsi indikator makroekonominya yaitu pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018, inflasi 3,5 persen plus dan kurang satu persen. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7-day reverse repo rate diperkirakan 4,25 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 13.400.