Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2017. Kinerja keuangan perseroan yang positif itu ditopang dari volume penjualan meningkat hingga kuartal III 2017.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/11/2017), PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 493,37 persen menjadi Rp 300,57 miliar hingga akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 50,65 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Pendapatan perseroan naik 44,17 persen menjadi Rp 6,6 triliun hingga akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,59 triliun. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 5,46 triliun hingga akhir September 2017. Hal itu mendorong laba bruto naik 89,64 persen menjadi Rp 1,15 triliun.
Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan keuangan sebesar 89,83 persen menjadi Rp 12,40 miliar hingga akhir kuartal III 2017. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 41 pada akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 10.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Selanjutnya
Total liabilitas perseroan naik 47,66 persen menjadi Rp 5,75 triliun pada 30 September 2017 dari periode 31 Desember 2016 sebesar Rp 3,89 triliun. Total ekuitas tercatat Rp 5,88 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 1,64 triliun.
"Perseroan mencatatkan kinerja positif hingga akhir September 2017 dengan kenaikan volume penjualan olahan timah sebesar 49,9 persen dibandingkan semester I 2017. Kalau dibandingkan periode sama tahun 2016 meningkat 16,1 persen. Dengan terus menerus meningkatkan kinerja operasional, serta melakukan upaya efisiensi yang ingin kami capai hasil maksimal pada akhir 2017," ujar Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Amin Haris Sugiarto.
Perseroan menyatakan ada kenaikan permintaan logam timah untuk barang elektrobik dari China. Volume penjualan perseroan naik 16,1 persen menjadi 21.588 metrik ton (Mt). Rata-rata harga penjualan naik menjadi US$ 20.557 per Mt pada 30 September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 17.296 per Mt.
Hingga akhir September 2017, perseroan merealisasikan belanja modal Rp 539,9 miliar. Perseroan mengalokasikan belanja modal untuk mendukung fasilitas produksi, kebutuhan operasional dan lainnya.
Advertisement