Sukses

Usai Tembus Rekor, Laju IHSG Variatif

IHSG diperkirakan pada support 6.033 dan resistance 6.075.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif usai kembali tembus rekor kemarin. IHSG diperkirakan pada support 6.033 dan resistance 6.075.

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menerangkan, IHSG ditutup positif pada awal didorong oleh data pertumbuhan ekonomi yang positif. Meski, pertumbuhan ekonomi masih di bawah harapan sebesar 5,1 persen.

IHSG menguat sebanyak 11,28 poin di awal pekan lalu dan bertengger di level 6.050,82.

"IHSG menguat 11.28 poin di level 6.050,82 seiring optimisme investor pada pertumbuhan ekonomi dan indeks kepercayaan bisnis di Indonesia. GDP rilis sedikit lebih rendah dari ekspektasi di level 5,06 persen dari 5.01 persen di periode sebelumnya, dengan ekspektasi awal 5,1 persen," jelas dia, di Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Laju IHSG ditopang sektor infrastruktur dan industri dasar yang menguat cukup tinggi. Indeks sektor infrastruktur naik 1,39 persen dan industri dasar naik 1,11 persen.

Meski begitu, investor asing masih tercatat melakukan jual bersih saham. "Investor asing tercatat net sell Rp 157,66 miliar dengan saham UNVR, ASII, BBNI dan UNTR yang memimpin penjualan," ujar dia.

Kali ini, Lanjar merekomendasikan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan kemarin

Pada penutupan perdagangan saham Senin kemarin, IHSG naik 11,28 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.050,82. Indeks saham LQ45 menguat 0,17 persen ke posisi 1.007,22. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Level IHSG ke 6.050 merupakan level tertinggi dalam sejarah. Sebelumnya IHSG sempat sentuh level tertinggi di 6.025 pada 25 Oktober 2017.

Ada sebanyak 179 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 154 saham lainnya melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 125 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 6.062,06 dan terendah 6.025,07. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 296.441 kali dengan volume perdagangan saham 8,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 273,31 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.515.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 1,39 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 1,11 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 0,76 persen.

Sektor saham barang konsumsi turun 0,80 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang tergelincir 0,35 persen.