Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) pada perdagangan Selasa (7/11/2017).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/11/2017), suspensi itu dilakukan seiring terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan di saham PT Rimo International Lestari Tbk sehingga perlu cooling down.
Advertisement
Baca Juga
"Penghentian sementara perdagangan saham RIMO tersebut dilakukan di pasar reguler dan tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham Rimo International," jelas Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy, Selasa (7/11/2017).
Adapun para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.
Berdasarkan data RTI, secara mingguan dari periode 30 Oktober-3 November 2017, saham RIMO turun 48,79 persen ke posisi Rp 338 per saham. Total nilai transaksi Rp 802,3 miliar.
Akan tetapi, kalau dilihat selama periode 2017, saham RIMO sudah cetak untung 33,68 persen ke posisi Rp 254 per saham dengan total frekuensi perdagangan 447.560 kali dengan nilai transaksi Rp 17,5 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Lanjutkan Penguatan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada awal sesi perdagangan saham Selasa ini. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG mencetak rekor tertinggi.
Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Selasa 7 November 2017, IHSG naik 4,92 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.055,74. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 6,32 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.055,76. Indeks saham LQ45 menguat 0,10 persen ke posisi 1008,04.
Ada 86 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Adapun, 24 saham melemah dan 100 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.060,68 dan terendah 6.050,98.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.988 kali dengan volume perdagangan saham 304 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 155 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 21 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.506.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat, kecuali sektor saham infrastruktur, keuangan dan industri sasar. Sektor saham pertambangan naik 0,33 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar. Sektor saham barang konsumsi menguat 0,24 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,19 persen.
Saham-saham yang menguat dan tercatat sebagai top gainers antara lain saham RBMS naik 10,06 persen ke posisi Rp 175 per saham, saham ASJT mendaki 8,77 persen ke posisi Rp 650 per saham, dan saham KIOS menanjak 7,56 persen ke posisi Rp 2.420 per saham.
Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham SMBR melemah 4,64 persen ke posisi Rp 2.880 per saham, saham CTTH tergelincir 4,17 persen ke posisi Rp 69 per saham, dan saham PORT susut 3,91 persen ke posisi Rp 344 per saham.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, fundamental ekonomi terlihat masih dalam kondisi stabil. Ini ditunjukkan dari rilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2017. Indonesia catatkan pertumbuhan ekonomi 5,06 persen pada kuartal III 2017.
Ini juga menjadi faktor penopang penguatan IHSG pada perdagangan saham kemarin. William mengharapkan, aliran dana investor asing yang masuk ke pasar saham dan data pertumbuhan ekonomi Indonesia masih topang penguatan IHSG.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.969-6.098," ujar William.
Advertisement