Sukses

Investor Asing Jual Saham Rp 1 T, IHSG Turun 20,63 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 20,63 poin ke posisi 6.021 pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Aksi ambil untung menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (10/11/2017), IHSG melemah 20,63 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.021,82. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,35 persen ke posisi 1.001,14. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di zona hijau. Akan tetapi, akhirnya berbalih arah ke zona merah.

Ada sebanyak 192 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 136 saham menguat. 115 saham lainnya diam di tempat. Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.054,53 dan terendah 6.020,45.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 279.942 kali dengan volume perdagangan 9,5 miliar saham. Nilai transaksi Rp 7,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,2 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.521.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,65 persen, sektor saham barang konsumsi mendaki 0,44 persen dan sektor saham manufaktur naik 0,18 persen. Sementara itu, sektor saham perdagangan susut 1,19 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Disusul sektor saham infrastruktur dan industri dasar masing-masing turun 0,90 persen. Sedangkan sektor saham pertanian melemah 0,53 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PTRO naik 20,66 persen ke posisi Rp 1.635 per saham, saham MBSS melonjak 14,60 persen ke posisi Rp 785 per saham, dan saham ELSA menanjak 8,24 persen ke posisi Rp 394 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ARMY turun 4,76 persen ke posisi Rp 200, saham UNTR tergelincir 4,03 persen ke posisi Rp 32.725 per saham, dan saham AISA merosot 3,45 persen ke posisi Rp 840 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar merosot. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,05 persen ke posisi 29.120, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,30 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,82 persen dan catatkan penurunan terbesar.

Disusul indeks saham Singapura melemah 0,11 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,10 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai menguat 0,14 persen.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, IHSG melemah lantaran minim sentimen positif. Pelaku pasar pun merealisasikan keuntungan usai IHSG bergerak cukup kuat dalam sepekan. Aditya menuturkan, pelaku pasar menunggu sentimen positif untuk dorong IHSG. Apalagi saat ini valuasi saham sudah terlalu tinggi.

"Secara teknikal level IHSG juga sudah jenuh beli. Volume beli cukup tinggi membutuhkan sentimen lagi ke depan untuk investor," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pelemahan IHSG masih cukup wajar dan sehat. Level support di kisaran 6.030. "Masih cukup baik bila IHSG ditutup di level 6.000," kata dia.

Sedangkan dari eksternal, menurut Aditya belum ada sentimen signifikan pengarui IHSG. "Di Amerika Serikat ada sentimen corporate tax tetapi itu tidak terlalu berdampak ke kita. Rupiah juga stabil," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Awal Sesi, IHSG Sempat Menguat

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau jelang akhir pekan ini. Penguatan IHSG berbeda dengan kondisi di Pasar Asia.

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Jumat (10/11/2017), IHSG naik tipis 1,82 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.044,28.

Kemudian penguatan berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 7,07 poin ke posisi 6.044,5. Adapun indeks saham LQ45 menguat 0,23 persen ke posisi 1.006,82. Indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 68 saham menghijau sehingga mendorong penguatan IHSG. Sebanyak 34 saham melemah. Sementara 95 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.050,63 dan terendah 6.043,41.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.990 kali dengan volume perdagangan 114 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 127,4 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 17,45 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.521.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan naik 0,61 persen dan catatkan penguatan tertinggi. Disusul sektor saham consumer goods menguat 0,32 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,12 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham JAWA naik 8 persen ke posisi Rp 216 per saham, saham FPNI naik 6,86 persen ke posisi Rp 218, dan saham KIOS menanjak 5,42 persen ke posisi Rp 2.530 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham SMDM turun 10,96 persen ke posisi Rp 130, saham KMTR tergelincir 3,43 persen ke posisi Rp 444 per saham, dan saham HEXA merosot 2,98 persen ke posisi Rp 3.580 per saham.