Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)Â berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. IHSG melemah didorong aksi jual investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (21/11/2017), IHSG melemah 21,42 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.031,86. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,23 persen ke posisi 1.008,66. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Pada awal perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG sempat menguat di awal sesi perdagangan kemudian hingga berakhir di zona merah. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.076,22 dan terendah 6.008,68.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 301.349 kali dengan volume perdagangan 8,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,2 triliun. Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 480,70 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.523.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,10 persen dan sektor saham infrastruktur menanja 0,41 persen. Sementara itu, sektor saham tambang turun 1,2 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri dan perdagangan merosot 0,84 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BCIP naik 12,03 persen ke posisi Rp 177 per saham, saham SMDR melonjak 11,80 persen ke posisi Rp 398 per saham, dan saham BJTM menguat 4,29 persen ke posisi Rp 730 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA melemah 7,65 persen ke posisi Rp 362, saham LEAD merosot 5,32 persen ke posisi Rp 89 per saham, dan saham PTBA turun 3,58 persen ke posisi Rp 10.775 per saham.
Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,91 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,12 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,70 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,53 persen, indeks saham Singapura menanjak 1,09 persen, dan indeks saham Taiwan naik 1,08 persen.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, saat ini sentimen minim di pasar saham. IHSG alami tekanan usai catatkan rekor tertinggi intraday pada perdagangan saham kemarin.
"Sentimen minim hanya fluktuasi harga komoditas saja terutama tekanan di harga CPO. IHSG masih konsolidasi," kata William saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Naik di Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik senada dengan Bursa Asia pada awal sesi perdagangan.
Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Selasa (21/11/2017), IHSG naik 8,95 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.062,23.
Penguatan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB. Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG naik 15,43 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.068,71. Indeks saham LQ45 naik 0,29 persen ke posisi 1.010,9. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Ada sebanyak 83 saham menguat, sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 24 saham melemah dan 94 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG berada di level tertinggi 6.071,17 dan terendah 6.062,10.
Total frekuensi perdagangan sekitar 4.815 kali dengan volume perdagangan 99,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 83,7 miliar.
Investor asing mencatatkan aksi beli Rp 1,9 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.537.
Semua sektor saham menguat kecuali perkebunan yang turun 0,03 persen. Saham yang naik seperti consumer goods sebesar 0,40 persen, saham pertambangan 0,36 persen dan saham manufaktur 0,34 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham PSDN naik 23,08 persen ke posisi Rp 320, saham MBTO melonjak 5,59 persen ke posisi Rp 151 per saham, dan saham SMDR naik 3,93 persen ke posisi Rp 370 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SAME turun 6,78 persen ke posisi Rp 550 per saham, saham BKDP tergelincir 2,74 persen ke posisi Rp 71 per saham, dan saham ASJT susut 5 persen ke posisi Rp 570 per saham.
Advertisement