Sukses

IHSG Berpeluang Menghijau, Awasi 7 Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.985-6.050 pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, kondisi pola gerak IHSG saat ini cenderung menguat selama level support dapat dipertahankan dengan baik. IHSG berpeluang mencetak rekor tertinggi baru masih terbuka cukup lebar meski belum terlihat ada aliran dana investor asing yang kembali signifikan hadir.

William menambahkan, kondisi ekonomi yang terjaga cukup stabil serta jelang akhir tahun 2017 akan menjadi momentum untuk memberikan sentimen positif terhadap IHSG. Ini berdampak untuk sektor yang diuntungkan dengan momentum liburan yaitu sektor saham perdagangan, konsumer, dan bank.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan kembali bergerak menekan dengan menguji level support. IHSG akan bergerak di kisaran 5.985-6.050 pada Rabu pekan ini.

"Secara teknikal, IHSG berpotensi menguji level support moving average 25 harian sebagai level support terdekat di kisaran 6.019. Indikator secara teknikal cenderung jenuh tertekan," kata Lanjar.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa kemarin, IHSG susut 21,42 poin ke level 6.031,86. Sektor saham tambang, aneka industri dan industri dasar memimpin pelemahan IHSG. Investor asing pun mencatat aksi jual Rp 367,11 miliar.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah 21 Poin

Sebelumnya gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. IHSG melemah didorong aksi jual investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 21 November 2017, IHSG melemah 21,42 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.031,86. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,23 persen ke posisi 1.008,66. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Pada awal perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG sempat menguat di awal sesi perdagangan kemudian hingga berakhir di zona merah. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.076,22 dan terendah 6.008,68.

Total frekuensi perdagangan saham 301.349 kali dengan volume perdagangan 8,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,2 triliun. Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 480,70 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.523.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,10 persen dan sektor saham infrastruktur menanja 0,41 persen. Sementara itu, sektor saham tambang turun 1,2 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri dan perdagangan merosot 0,84 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BCIP naik 12,03 persen ke posisi Rp 177 per saham, saham SMDR melonjak 11,80 persen ke posisi Rp 398 per saham, dan saham BJTM menguat 4,29 persen ke posisi Rp 730 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA melemah 7,65 persen ke posisi Rp 362, saham LEAD merosot 5,32 persen ke posisi Rp 89 per saham, dan saham PTBA turun 3,58 persen ke posisi Rp 10.775 per saham.

Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,91 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,12 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,70 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,53 persen, indeks saham Singapura menanjak 1,09 persen, dan indeks saham Taiwan naik 1,08 persen.