Sukses

IHSG Berpotensi Menguat, Awasi 7 Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.940-6.099 pada awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat secara teknikal pada perdagangan saham awal pekan ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG sedang membangun fondasi level support yang kuat sehingga IHSG berpotensi menguat pada awal pekan ini. William mengatakan, sentimen rilis data ekonomi seperti inflasi akan pengaruhi laju IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.940-6.099 pada awal pekan ini," kata William dalam ulasannya, Senin (4/12/2017).

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak menguat di awal Desember. Hal itu mengingat IHSG yang sudah melemah signifikan sehingga membuat IHSG jauh di bawah level psikologis. IHSG akan bergerak di kisaran 5.930-6.010.

"IHSG bergerak secara teknikal mematahkan level support 50 harian hingga di bawah level psikologis pasar. Momentum secara teknikal yang tertekan signifikan hingga menghampir zona oversold," ujar dia.

Pada perdagangan saham Jumat pekan lalu, IHSG turun 109,23 poin ke posisi 5.952,14. Level tersebut di level psikologis 6.000. Lanjar menuturkan, ramainya aksi rebalancing MSCI terhadap saham Indonesia yang dikira telah overvalue menjadi faktor utama.

"Pengurangan porsi bobot beberapa saham unggulan seperti Gudang Garam, Unilever Indonesia dan Bank Central Asia membuat ketiga saham itu terpuruk di akhir sesi perdagangan hingga investor asing melakukan aksi jual Rp 2,23 triliun," kata Lanjar.

Lanjar menambahkan, investor pun bersikap hati-hati menjelang libur pada akhir pekan di saat memanasnya geopolitik dan kebijakan bank sentral di beberapa negara Asia.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Anjlok 109 Poin pada Jumat Pekan Lalu

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah menjelang libur panjang. Bahkan, pelemahan IHSG turun tajam hingga di bawah level 6.000.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis 30 November 2017, IHSG turun 109,22 poin atau 1,8 persen ke posisi 5.952,13. Indeks saham LQ45 melemah 2,65 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Ada sebanyak 215 saham tertekan sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 132 saham menghijau. 119 saham lainnya diam di tempat.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.058 dan terendah 5.952. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 359.139 kali dengan nilai transaksi 24,3 miliar. Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 2,02 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.524.

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan transaksi capai Rp 1,1 triliun di pasar reguler. Harga saham BBTN naik 1,27 persen ke posisi Rp 3.200 per saham. Investor asing pun banyak melakukan aksi beli saham BBTN capai Rp 256,11 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,38 persen dan sektor tambang mendaki 0,04 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 3,53 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi melemah 3,19 persen dan sektor saham manufaktur merosot 3,01 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham CTTH naik 10,89 persen ke posisi Rp 112, saham MASA melonjak 8,75 persen ke posisi Rp 348, dan saham INPC mendaki 5,62 persen ke posisi Rp 94.

Saham-saham kapitalisasi besar pun alami penurunan. Saham HMSP turun 4,87 persen ke posisi Rp 4.100, saham ASII merosot 4,49 persen ke posisi Rp 7.975, dan saham BBCA tergelincir 3,9 persen ke posisi Rp 20.350.

Investor asing pun banyak melakukan aksi jual ke sejumlah saham antara lain saham BBCA merosot Rp 368,03 miliar, SMRA alami aksi jual Rp 171,69 miliar, dan saham UNVR alami aksi jual Rp 169,9 miliar.