Sukses

Sempat Tertekan, IHSG Berbalik Arah ke Zona Hijau

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 5,7 poin ke posisi 6.032 pada penutupan perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Bahkan IHSG mampu berbalik arah ke zona hijau meski alami penguatan terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (12/12/2017), IHSG naik tipis 5,7 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.032,37. Indeks saham LQ45 melemah 0,03 persen ke posisi 1.018,70. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 141 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 197 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 115 saham lainnya diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.042 dan terendah 6.012,98.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 285.893 kali dengan volume perdagangan saham 9,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 656,67 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.568.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri susut 2,14 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan melemah 0,69 persen. Disusul sektor saham keuangan tergelincir 0,09 persen.

Sektor saham tambang naik 2,2 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 1,75 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham DOID naik 14,93 persen ke posisi Rp 770 per saham, saham INDY melonjak 11,48 persen ke posisi Rp 3.010 per saham, dan saham BUMI mendaki 11,01 persen ke posisi Rp 242 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham AISA merosot 17,83 persen ke posisi Rp 378, saham DGIK turun 6,9 persen ke posisi Rp 54, dan saham WIKA turun 4,14 persen ke posisi Rp 1.505 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,59 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,42 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,32 persen, indeks saham Shanghai melemah 1,25 persen dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Taiwan tergelincir 0,28 persen. Sedangkan indeks saham Singapura naik 0,15 persen.

"IHSG dipengaruhi penantian fed fund rate dan suku bunga acuan. Serta sentimen kenaikan harga komoditas," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya lewat pesan singkat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Sektor Tambang Angkat IHSG di Awal Sesi

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal sesi perdagangan. Pergerakan IHSG senada dengan bursa saham Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa 12 Desember 2017, IHSG naik 11,7 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.038,4. Pada pukul 09.03 WIB, IHSG kembali menguat 9,57 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.036,2.

Indeks saham LQ45 menguat 0,27 persen ke posisi 1.018.,97 Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 74 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 24 saham melemah. 73 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.038,6 dan terendah 6.032,5.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.668 kali dengan volume perdagangan 40,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 40,6 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 4,56 miliar di seluruh pasar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perdagangan yang turun 0,24 persen.

Sektor saham aneka pertambangan menguat 0,58 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konsumer mendaki 0,44 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,34 persen.

Saham-saham yang mencatatkan top gainers antara lain saham INDS naik 7,97 persen ke posisi Rp 1355 per saham, saham LCGP melonjak 7,25 persen ke posisi Rp 74 per saham, dan saham MDKA menguat 6,67 persen ke posisi Rp 2.400 per saham.

Saham GTBO turun 23 persen ke posisi Rp 200, saham CMPD susut 11,30 persen ke posisi Rp 204 dan saham KMRT tergelincir 6 persen ke posisi Rp 470 per saham.