Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Rilis data inflasi 2017 masih bayangi laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG bergerak dalam rentang konsolidasi wajar usai rilis data ekonomi inflasi pada awal Januari 2018. Inflasi dinilai masih terkendali. William mengatakan, IHSG bakal menguat asal level support dapat bertahan dengan naik.
"IHSG akan bergerak di kisaran 6.123-6.495 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Rabu (3/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpeluang lanjutkan koreksi menguji level support rata-rata lima harian. IHSG akan bergerak di kisaran 6.300-6.366.
"Secara teknikal, IHSG berada di area jenuh beli dengan indikasi melemah," ujar Lanjar.
Pada perdagangan saham Selasa 2 Januari 2018, IHSG melemah 16,42 poin ke posisi 6.339,24. Data inflasi Desember 2017 0,71 persen di atas harapan sehingga data inflasi tahunan mencapai 3,6 persen. Investor asing melakukan aksi beli Rp 519,83 miliar.
Untuk pilihan saham, Lanjar memilih sejumlah saham yaitu PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Sentul City Tbk (BKSL), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sedangkan William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Menebak Arah IHSG pada 2018
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi lanjutkan pertumbuhan positif pada 2018. Hal itu asalkan ditopang pemilihan kepala daerah (pilkada) yang berjalan lancar dan pertumbuhan ekonomi sesuai harapan.
IHSG mampu mencatatkan performa gemilang sepanjang 2017. IHSG mampu naik 19,99 persen. Penguatan IHSG 2017 juga didorong sektor keuangan tumbuh 40 persen, disusul sektor saham industri dasar menguat 28 persen, dan sektor konsumsi tumbuh 23 persen.
Lalu, bagaimana prediksi IHSG pada 2018?
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, disebutkan IHSG akan menembus level 6.715 pada 2018. Hal itu didorong dari pertumbuhan earning per share (eps) atau laba bersih per saham 9,9 persen atau 17,6 kali. Kenaikan pertumbuhan eps itu lebih tinggi dari posisi 2017 di kisaran 8,3 persen. Demikian mengutip riset PT Sinarmas Sekuritas, Selasa 2 Januari 2018.
Pertumbuhan IHSG juga didorong pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik pada 2018. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung dari harga komoditas dan menguatnya konsumsi rumah tangga. Ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh 5,25 persen-5,35 persen pada 2018. Inflasi diharapkan stabil di kisaran 3,5 persen-4 persen.
Selain itu, riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan anggaran bantuan sosial pemerintah, mulai dari bantuan pangan nontunai, dana desa, dan bantuan sosial diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat, sehingga memperkuat ekonomi 2018.
Pelaksanaan Asian Games dan jelang satu tahun pemilihan presiden diharapkan juga jadi katalis untuk dorong konsumsi belanja swasta.
Sementara itu, analis PT OSO Securities Riska Afriani menuturkan, IHSG berpotensi ke level 6.700-6.900 pada 2018. Pertumbuhan IHSG ditopang optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi bakal membaik. Dengan pertumbuhan ekonomi membaik, dapat mendorong emiten mencetak keuntungan lebih tinggi.
Riska menambahkan, pertumbuhan jumlah emiten di pasar modal Indonesia juga jadi salah satu pendorong pertumbuhan IHSG. Riska menuturkan, pasar modal Indonesia masih jadi tempat menarik untuk perusahaan mencari pembiayaan lewat penawaran saham perdana ke publik.
Selain itu, meski Indonesia memasuki tahun politik, pertumbuhan ekonomi masih bisa positif. Ditambah faktor eksternal dengan pertumbuhan ekonomi global, terutama Amerika Serikat (AS), yang sesuai jalur.
"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tentu akan meningkatkan ekspor. Selama ini ekspor banyak ke China dan Amerika Serikat," kata Riska.
Advertisement