Sukses

IHSG Menguat Terbatas Ikuti Bursa Global

Sebagian besar sektor saham menguat dorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona hijau di awal sesi.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ikuti bursa saham global. Akan tetapi, penguatan IHSG cenderung terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (4/1/2018), IHSG naik tipis 6,23 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.257,71. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 7,27 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.258,7. Indeks saham LQ45 susut 0,01 persen ke posisi 1.056. Sebagian besar indeks saham acuan pun bervariasi.

Ada sebanyak 102 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Akan tetapi 43 saham melemah. 76 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.264,06 dan terendah 6.251,77.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.420 kali dengan volume perdagangan saham 235,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 169,4 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 17,81 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.467.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali infrastruktur dan keuangan. Sektor saham pertanian naik 0,62 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor tambang mendaki 0,57 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,44 persen.

Saham-saham catatkan top gainers di awal sesi antara lain saham PSSI naik 25,63 persen ke posisi Rp 250, saham PTRO melonjak 5,1 persen ke posisi Rp 1.855 per saham dan saham SMDR menguat 3,07 persen ke posisi Rp 470 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham INAF turun 14,29 persen ke posisi Rp 4.200, saham CASA tergelincir 4,76 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham BBNI susut 2,39 persen ke posisi Rp 9.200 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,07 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 2,42 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,19 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,17 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,04 persen.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelaku pasar menanti rilis data kepercayaan konsumen.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi naik cukup besar. Ditambah pelaku pasar juga menanti rilis data ekonomi kepercayaan konsumen yang diperkirakan masih stabil. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga cukup stabil.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.123-6.446 pada perdagangan saham Kamis pekan ini," kata William, dalam ulasannya, Kamis 4 Januari 2018.

Dalam laporan DBS menyebutkan, IHSG melemah 1,38 persen lantaran aksi ambil untung usai IHSG alami kenaikan 6,78 persen pada Desember 2017. Perdagangan lebih banyak digerakkan oleh investor domestik. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,95 miliar.

Sementara itu, pemerintah sukses lakukan lelang obligasi pertama pada 2018. Dana yang diserap sebesar Rp 25 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) yang akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2018.

Penawaran yang masuk mencapai Rp 86,2 triliun. Besarnya penawaran yang masuk membawa yield obligasi 10 tahun turun ke angka 6,2 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Berpotensi Menguat

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelaku pasar menanti rilis data kepercayaan konsumen.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi naik cukup besar. Ditambah pelaku pasar juga menanti rilis data ekonomi kepercayaan konsumen yang diperkirakan masih stabil. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga cukup stabil.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.123-6.446 pada perdagangan saham Kamis pekan ini," kata William, dalam ulasannya, Kamis 4 Januari 2018.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan cenderung bertahan di level 6.250. Ini dengan tekanan indikator negatif di kisaran 6.200-6.307.

"Secara teknikal IHSG kembali terkoreksi wajar usai menguat signifikan pada akhir tahun. Jika level support 6.250 terpatahkan maka peluang pelemahan mendalam hingga 6.140," ujar Lanjar.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Timah Tbk (TINS), PT Sentul City Tbk (BKSL), dan PT Ace Hardware Tbk (ACES).

Sedangkan William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT PP Tbk (PTPP).