Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan siap membangun light rail transit (LRT) berkelas dunia. Sandiaga akan bekerja sama dengan dunia usaha untuk garap LRT tersebut.
"Tadi kita kedatangan grup Ratu Prabu Energi. Salah satu usaha besar di Indonesia yang membawa konsep yang sudah cukup matang, yaitu membangun lebih dari 200 kilometer tambahan LRT di wilayah Jakarta dan sekitarnya," ujar Sandiaga, di Balai Kota, Kamis 4 Januari 2018.
Menurut Sandiaga, total investasi atas proyek LRT ini sekitar US$ 25 miliar dan akan dibangun dalam periode lima tahun yaitu dari 2020 hingga 2025. Adapun total dana yang digalang, sekitar Rp 320 triliun.Â
Advertisement
Baca Juga
PT Ratu Prabu Energi Tbk merupakan perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham ARTI.
Meski ada kabar perseroan akan ikut garap proyek LRT, saham ARTI relatif stagnan pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini.Pada perdagangan saham Jumat (5/1/2018) pukul 15.44 WIB, Saham PT Rabu Prabu Energy Tbk berada di kisaran Rp 50. Total frekuensi perdagangan 304 kali dengan nilai transaksi Rp 670,9 juta saham.
Bila melihat pergerakan saham perseroan selama lima tahun ini, mengutip data RTI, harga saham PT Ratu Prabu Energi Tbk cenderung turun. Pada 11 April 2013, saham PT Ratu Prabu Energi Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 395. Kemudian pada 3 November 2016, harga saham ARTI sempat berada di level tertinggi Rp 263. Harga sahamnya pun terus merosot menjadi Rp 68 pada 5 Desember 2016.
Harga saham PT Ratu Prabu Energi Tbk pun sempat sentuh level Rp 50 pada 4 November 2016. Hal itu berlanjut hingga perdagangan saham 5 Januari 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Kiprah Ratu Prabu Energi yang Berminat Bangun LRT
Lalu bagaimana kiprah PT Rabu Prabu Energi Tbk? Mengutip website perseroan, perseroan dulu bernama PT Arona Binasejati yang berdiri pada 31 Maret 1993. Perseroan menjadi perusahaan publik dengan melepas 95 juta saham ke publik. Harga saham perdana yang ditetapkan sebesar Rp 650. Perseroan mencatatkan saham pada 30 April 2003 dengan kode saham ARTI.
Kemudian berganti nama menjadi PT Ratu Prabu Energi Tbk pada 30 Juni 2008. Ini lantaran Perseroan mengubah bisnis dari manufaktur furnitur menjadi perusahaan minyak dan gas. Untuk garap usaha tersebut, perseroan melakukan penawaran umum terbatas atau rights issue dengan melepas 1,56 miliar saham pada 11 Juli 2008.
Kemudian perseroan juga kembali melakukan rights issue dengan melepas sekitar 6,27 miliar saham pada 16 Januari 2015. Perseroan melakukan diversifikasi usaha. Selain sektor minyak dan gas, perseroan juga mencatatkan kontribusi kinerja keuangan dari bisnis propeti.
Kinerja dari sektor properti itu berasal dari perkantoran Ratu Prabu 1 dan Ratu Prabu 2. Kemudian, perseroan juga sedang mengerjakan proyek hotel, apartemen mewah untuk proyek Prabu 3 Residences.
Adapun anak usaha perseroan antara lain PT Ratu Prabu Tiga bergerak di sektor usaha properti dan PT Lekom Maras bergerak di usaha jasa minyak dan gas serta properti.
Pemegang saham PT Ratu Prabu Energi Tbk antara lain PT Ratu Prabu sebesar 35,35 persen, DP Bukit Asam sebesar 9,37 persen, masyarakat kurang dari lima persen sebesar 55,27 persen, Bur Maras sebesar 0,29 persen, Derek Maras sebesar 0,03 persen.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), total aset mencapai Rp 2,53 triliun hingga 30 September 2017 dari periode Desember 2016 Rp 2,61 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 34,33 miliar. Total ekuitas perseroan mencapai Rp 1,73 triliun pada 30 September 2017.
Perseroan mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 2,23 miliar hingga kuartal III 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,55 miliar. Pendapatan perseroan mencapai Rp 162,94 miliar hingga 30 September 2017.
Advertisement