Sukses

IHSG Berpeluang Menghijau, Cermati 7 Saham Pilihan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.290-6.375 pada awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada awal pekan ini. Pergerakan harga komoditas masih pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG cenderung memiliki pola pergerakan yang berada dalam rentang wajar. Ia menilai, pengaruh fluktuasi harga komoditas masih akan terasa dalam pergerakan IHSG. Potensi penguatan IHSG pun cukup besar yang ditopang dari fundamental ekonomi yang masih cukup kuat.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.189-6.446 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Senin (8/1/2018).

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak terbatas dengan kisaran 6.290-6.375. "Secara teknikal, IHSG masih bergerak tertekan dan berada di level jenuh beli sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak terbatas," kata Lanjar.

Pada perdagangan saham Jumat kemarin, IHSG menguat 61,42 poin atau 0,98 persen ke posisi 6.353,74. Sektor saham tambang dan konsumsi memimpin penguatan IHSG. Ditambah data indeks keyakinan konsumen yang melebihi harapan dan ekspansi emiten tambang serta harga minyak menjadi pendorong IHSG. Investor asing pun melakukan aksi beli Rp 358,85 miliar.

Untuk pilihan saham yang dapat dicermati pelaku pasar, Lanjar memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Wijaya karya Tbk (WIKA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sedangkan William memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Menanjak 61 Poin

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak perkasa menjelang akhir pekan ini meski sempat turun pada awal perdagangan saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 5 Januari 2018, IHSG naik 61,41 poin atau 0,98 persen ke posisi 6.353,73. Indeks saham LQ45 menguat 1,21 persen ke posisi 1.080,15. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Ada sebanyak 216 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 122 saham melemah. 124 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.353,73 dan terendah 6.278,72.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai menjelang akhir pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham 326.306 kali dengan volume perdagangan 11 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 339,69 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.409.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,60 persen. Sektor saham tambang naik 3,01 persen, dan mengangkat sektor ini catatkan performa terbaik. Disusul sektor saham barang konsumsi menguat 1,71 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 1,41 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham PNBS naik 14,49 persen ke posisi Rp 79, saham DOID melonjak 9,79 persen ke posisi Rp 785, dan saham FINN menguat 9,52 persen ke posisi Rp 115 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MABA melemah 24,50 persen ke posisi Rp 570 per saham, saham PSSI tergelincir 14,53 persen ke posisi Rp 200, dan saham SMDR turun 4,98 persen ke posisi Rp 458 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Singapura turun 0,44 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,25 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 1,26 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,89 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,18 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,29 persen.

"IHSG masih minim sentimen. Lebih kepada rebalancing. IHSG mencari saham-saham yang berpotensi naik. IHSG masih cenderung konsolidasi," ujar Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, penguatan IHSG juga didorong dari sentimen ekternal. Hal itu didorong dari bursa saham Asia cenderung positif. "Sentimen lebih banyak kepada Asia. Bursa Asia masih melanjutkan aksi beli," kata Reza.