Sukses

IHSG Berpeluang Menguat, Cermati Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.330-6.385 pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pergerakan harga komoditas mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya menuturkan, rilis data ekonomi penjualan ritel akan turut mewarnai IHSG. Selain itu, pergerakan harga komoditas juga turut memberikan warna terhadap pergerakan IHSG. William memprediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.189-6.446 pada Rabu (10/1/2018).

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpeluang lanjutkan koreksi wajar menguji level moving average lima harian. IHSG akan bergerak di kisaran 6.330-6.385.

"Secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi tepat usai sentuh level resistance. Indikasi melanjutkan koreksi jika IHSG break out di level 6.370 pada perdagangan selanjutnya," jelas Lanjar.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Sedangkan William memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 12,26 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.373,14. Sektor aneka industri dan infrastruktur menjadi penekan pergerakan IHSG. Sedangkan sektor komoditas menjadi penahan aksi jua. Aksi beli investor asing mencapai Rp 571,02 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah 12,25 Poin

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah meski sempat menguat di awal sesi perdagangan saham. Aksi beli investor asing belum bantu penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 9 Januari 2018, IHSG susut 12,25 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.373,14. Indeks saham LQ45 melemah 0,28 persen ke posisi 1.083. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 187 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 161 saham menguat. 131 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.402,74 dan terendah 6.351,23.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 391.150 kali dengan volume perdagangan saham 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 553,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.432.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,22 persen, mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,90 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,48 persen.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,19 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,12 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,01 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,57 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,13 persen, dan indeks saham Singapura menguat 0,36 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah dipicu aksi ambil untung usai IHSG sentuh rekor tertinggi. Selain itu, nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga kembali melemah. Reza menambahkan, penguatan bursa Asia berkurang juga menekan IHSG.

Investor asing yang melakukan aksi beli juga belum dapat bantu angkat IHSG. "Volume penjualan lebih besar belum mengimbangi aksi beli investor asing sehingga berimbas ke IHSG," ujar Reza.

Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, IHSG konsolidasi wajar. Ini juga lantaran harga komoditas sedikit terkonsolidasi usai menguat.