Sukses

Investor Realisasikan Keuntungan, IHSG Melemah Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik terbatas 1,97 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.371 pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah usai sempat menguat di awal sesi perdagangan. Akan tetapi, IHSG hanya melemah tipis.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (10/1/2018), IHSG turun tipis 1,97 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.371,17. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,15 persen. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 187 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. 170 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 112 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.412,02 dan terendah 6.355,21. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 343.975 kali dengan volume perdagangan 9,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 135,35 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.423.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 1,01 persen, sektor saham perdagangan mendaki 0,48 persen dan sektor tambang menanjak 0,27 persen.

Sektor saham industri dasar susut 0,76 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi melemah 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,14 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham PTRO naik 10,94 persen ke posisi Rp 2.130 per saham, saham MEDC menguat 9,09 persen ke posisi Rp 1.080 per saham, dan saham DOID menanjak 7,74 persen ke posisi Rp 905.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JMAS melemah 7,91 persen ke posisi Rp 815, saham APLN tergelincir 4,31 persen ke posisi Rp 222, dan saham PNBS susut 3,95 persen ke posisi Rp 73.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,20 persen, indeks saham Shanghai melonjak 0,23 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,42 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,26 persen, indeks saham Singapura turun 0,23 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,77 persen.

Analis PT Binaarta Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG bergerak bervariasi didorong aksi ambil untung pelaku pasar. Pelaku pasar memanfaatkan kenaikan di awal pekan sehingga merealisasiskan keuntungan. "Dari bursa Asia juga memberikan sinyal pelemahan," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Menghijau di Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ikuti penutupan Wall Street. IHSG dibuka menuju rekor tertinggi.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (10/1/2018), IHSG naik 7,77 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.380,91. Pada pembukaan pukul 09.02 WIB, IHSG menguat 28,49 poin atau 0,45 persen ke posisi 6.401,45.

Indeks saham LQ45 naik 0,52 persen ke posisi 1.088,98. Seluruh indeks acuan bergerak di zona hijau.

Ada sebanyak 128 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Akan tetapi 21 saham melemah. Sementara, 81 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.404,44 dan terendah 6.380,37.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.164 kali dengan volume perdagangan saham 308 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 282 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 29 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.440.

Secara sektoral, seluruh sektor saham menguat. Sektor saham perkebunan naik 1,42 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor aneka industri mendaki 1,06 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 1,08 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham GTBO naik 25 persen ke posisi Rp 320, saham MABA melonjak 24,80 persen ke posisi Rp 780, dan saham BPFI melonjak 23,73 persen ke posisi Rp 730 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham KARW turun 7,03 persen ke posisi Rp 172, saham RANC tergelincir 6,40 persen ke posisi Rp 322 per saham, dan saham APLN susut 5,17 persen ke posisi Rp 220 per saham.