Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini. Penguatan terpicu hasil solid pada laporan pendapatan kuartal keempat perbankan dan kenaikan penjualan ritel yang mendorong optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi.
Melansir laman Reuters, indeks S & P 500 dan Nasdaq mencatat delapan rekor tertinggi dari sembilan hari perdagangan pertama di 2018. Sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average naik 228,46 poin atau 0,89 persen menjadi 25.803,19. Kemudian indeks S & P 500 menguat 18,68 poin atau 0,67 persen menjadi 2.786,24 dan Nasdaq Composite bertambah 49,29 poin atau 0,68 persen menjadi 7.261,06.
Untuk minggu ini, indeks S&P naik 1,6 persen, sementara Dow menguat 2 persen dan Nasdaq bertambah 1,8 persen.
Wall Sreet menguat antara lain terdorong saham perbankan. JPMorgan (JPM.N), pemberi pinjaman terbesar di AS, mengatakan perombakan pajak akan membantu keuntungan perusahaan di masa depan seiring pengurangan tagihan pajak dan menstimulasi lebih banyak bisnis. Saham bank ini menguat naik 1,7 persen.
Investor juga memperkirakan hasil keuangan perusahaan pada tahun ini akan lebih tinggi dari mengalahkan perkiraan. Sebab sebelumnya analis belum memprediksi adanya kebijakan pajak yang baru.
"Sepertinya ekonomi berjalan baik, inflasi agak tidak ada saat ini, pertumbuhan upah tidak menjadi masalah bagi sebagian besar laporan pendapatan," ujar Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior Wedbush Securities di San Francisco.Â
Saham yang mencatat kenaikan lainnya, milik BlackRock (BLK.N)Â yang menguat 3,3 persen. Manajer aset terbesar di dunia ini melaporkan keuntungan yang mengalahkan perkiraan.
Sementara pendapatan Wells Fargo (WFC.N) mengalahkan ekspektasi, sehingga sahamnya tergelincir 0,7 persen.
Adapun di sektor riel, saham Amazon naik 2,2 persen menembus US$ 1.300 untuk pertama kalinya. Kemudian ditutup menjadi US$ 1,305.20.
Kenaikan saham bank juga dibantu peningkatan imbal hasil treasury setelah harga konsumen di AS pada Desember, membukukan kenaikan terbesar dalam 11 bulan, menandakan terjadinya kenaikan inflasi.
Volume perdagangan kali ini, mencapai 6,88 miliar saham, di atas rata-rata 6,39 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Wall Street Cetak Level Tertinggi Imbas Kenaikan Harga Minyak
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencetak level tertinggi baru didorong saham energi lantaran harga minyak yang menguat.
Katalis positif lainnya juga didorong dari prediksi kinerja Delta Air Lines sehingga mendorong kenaikan harga saham maskapai.Pada penutupan perdagangan saham Kamis (Jumat pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 205,6 poin atau 0,81 persen ke posisi 25.574,73. Indeks saham S&P 500 bertambah 19,33 poin atau 0,70 persen ke posisi 2.767,56. Indeks saham Nasdaq bertambah 58,21 poin atau 0,81 persen ke posisi 7.211,78.
Sektor saham energi S&P naik lebih dari dua persen seiring harga minyak naik di atas US$ 70 per barel untuk pertama kali sejak Desember 2014. Hal itu didorong dari produksi AS merosot dan pasokan rendah. Sedangkan indeks industri naik dibantu saham maskapai usai prediksi kenaikan kinerja Delta Air Lines.
"Faktor dorong kenaikan hari ini dan selama sepekan yaitu kepercayaan tinggi terhadap laju aktiivtas ekonomi. Ini membantu menjelaskan gambaran permintaan minyak yang naik di atas US$ 70," ujar Scott Clemons, Chief Investment Strategies Brown Brothers Hariman, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (12/1/2018).
Pada perdagangan kemarin, wall street melemah untuk pertama kali pada 2018. Ini didorong laporan China akan memperlambat pembelian obligasi dan Presiden AS Donald Trump akan akhiri perjanjian perdagangan.
Kini investor fokus pada laporan keuangan perusahaan secara kuartalan dari perusahaan besar AS. Selain itu juga berharap mengenai dampak dari reformasi pajak terhadap perusahaan. Adapun perusahaan yang akan melaporkan kinerjanya antara lain JP Morgan Chase and Co dan Wells Fargo and Co.
Laba perusahaan masuk S&P 500 diharapkan naik 11,8 persen dengan kenaikan terbesar dari sektor energi. "Pasar pada pekan ini seperti mengambil nafas panjang sebelum hadapi laporan kinerja perusahaan. Pelaku pasar wait and see dengan optimisme terhadap laporan keuangan yang sehat," ujar Clemons.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement