Liputan6.com, Jakarta - Rubuhnya balkon di tower II gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai dapat menjadi sentimen negatif bagi perdagangan saham. Hal itu mengingat Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menjadi sorotan lantaran pusat perdagangan saham. Faktor keamanan pun menjadi perhatian pelaku pasar.
Analis PT OSO Sekuritas Riska Afriani menuturkan, ambruknya balkon di tower II gedung BEI akan menjadi sorotan baik dari dalam negeri dan luar negeri. Mengingat BEI juga menjadi pusat perdagangan saham. Pelaku pasar menyoroti soal keamanan.
"Pusat perdagangan di BEI. Ini bukan hanya jadi sorotan dalam negeri tetapi juga luar negeri," ujar Riska saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/1/2018).
Advertisement
Riska menambahkan, balkon tower II gedung BEI tersebut dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar saham. Lantaran ada kekhawatiran hal itu karena bom. Namun hingga kini belum diketahui penyebab ambruknya balkon tower II gedung BEI.
"Ini hanya akan menjadi sentimen meskipun ada korban luka-luka bisa menjadi sentimen negatif. Contohnya saja saat kejadian bom di Paris itu berdampak ke pasar. Demikian juga ini (rubuhnya balkon tower II) jadi berpotensi sentimen. Ada peluang IHSG turun," jelas Riska saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/1/2018).
Riska mengatakan, IHSG memang sempat sentuh level tertinggi 6.390,88 pada sesi pertama. Kemudian memang sempat bergerak melemah meski masih di zona hijau di kisaran 6.372. Dengan melihat pergerakan tersebut, Riska menilai IHSG berpotensi melemah dan berdampak ke psikologis pasar.
"Berdampak ke psikologis pasar dan psikologis investor asing. Mereka melihat faktor keamanan," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Dibuka Melemah pada Pembukaan Sesi II
Sebelumnya, analis menilai ambruknya balkon tower gedung BEI memberikan sentimen negatif ke pasar. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun dibuka melemah tipis.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 1,81 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.368,2 pada sesi kedua perdagangan Senin 15 Januari 2018. IHSG cenderung bergerak di dua zona.
Indeks saham LQ45 melemah 0,12 persen ke posisi 1.081,22. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 169 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 140 saham melemah dan 130 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.390,88 dan terendah 6.367,82.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 173.351 kali dengan volume perdagangan 11,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,1 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 113 miliar di seluruh pasar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham tambang naik 16,2 persen. Disusul sektor saham keuangan naik 0,26 persen dan sektor saham perdagangan 0,11 persen. Sektor saham barang konsumsi mendaki 0,65 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DGIK naik 8,33 persen ke posisi Rp 65, saham PSAB melonjak 7,87 persen ke posisi Rp 192, saham ENRG menanjak 7,58 persen ke posisi Rp 142 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham CAMP turun 9,64 persen ke posisi Rp 750, saham INTP tergelincir 4,63 persen ke posisi Rp 21.650, dan saham IIKP susut 3,36 persen ke posisi Rp 288.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,72 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,33 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,26 persen, indeks saham Singapura menguat 0,45 persen, indeks saham Taiwan menanjak 0,66 persen.
Advertisement