Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan variatif dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 6.325 dan resistance 6.410.
Kemarin, IHSG ditutup menguat 12,13 poin ke level 6.382,19. Kenaikan tersebut ditopang oleh sektor pertambangan.
"Lagi-lagi sektor pertambangan memimpin pergerakan seiring naiknya harga minyak dan batubara yang mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari dua tahun," kata dia di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Investor asing cukup besar mencatatkan beli bersih saham. Tercatat, di pasar negoisasi aksi beli bersih mencapai Rp 2,58 triliun.
"Sedangkan pasar reguler tercatat net sell Rp 248,57 miliar," ujar dia.
Sementara, bursa di Asia ditutup variatif. Indeks Nikkei naik 0,26 persen, Topix naik 0,41 persen. Sedangkan Hangseng turun 0,23 persen dan Shanghai naik tipis 0,01 persen.
"Yuan menyentuh level tertinggi dua tahun setelah People's Bank of China menaikkan mata uangnya menjadi yang terkuat sejak Mei 2016. Sedangkan yen terkoreksi yang mendasari penguatan ekuitas di Jepang," jelas dia.
Lanjar merekomendasikan saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perdagangan kemarin
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (15/1/2018), IHSG naik 12,13 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.382,19. Indeks saham LQ45 naik 0,14 persen ke posisi 1.084,08. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada 175 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sebanyak 168 saham melemah dan 133 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.390,88 dan terendah 6.361,61.
Total frekuensi perdagangan saham sektiar 295.344 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Transaksi saham cukup besar didorong adanya transaksi saham besar di pasar negosiasi, yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk Rp 2,1 triliun.
Investor asing melakukan aksi beli Rp 2,31 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.326.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham tambang naik 1,53 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 0,67 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,61 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar, antara lain saham IKAI melonjak 13,68 persen ke posisi Rp 133, saham TRAM naik 5,98 persen ke posisi Rp 248 per saham, dan saham DGIK menanjak 5 persen ke posisi Rp 63.
Advertisement