Sukses

IHSG Berpeluang Menghijau, Simak 7 Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.507-6.620 pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan IHSG akan dibayangi kinerja keuangan emiten pada 2017.

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 6.538.6.671. William menambahkan, laju IHSG akan dipengaruhi sejumlah faktor.

"Kondisi pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh kinerja emiten 2017 yang diperkirakan cukup baik. Selain itu juga minat investor yang masih cukup tinggi mengingat kondisi awal tahun," ujar William dalam ulasannya, Kamis (25/1/2018).

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan tertekan dengan kecenderungan alami aksi jual. IHSG akan bergerak di kisaran 6.507-6.620.

"IHSG secara teknikal membentuk pola tertekan usai bergerak mematahkan target tertinggi," kata Lanjar.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), dan PT Elnusa Tbk (ELSA) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan William memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 24 Januari 2018, IHSG melemah 19,84 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.615,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,70 persen ke posisi 1.124,27. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Investor asing melakukan aksi jual Rp 227 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah pada Perdagangan Kemarin

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah usai mencatatkan rekor baru. Aksi jual investor asing membayangi laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 24 Januari 2018, IHSG melemah 19,84 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.615,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,70 persen ke posisi 1.124,27. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 183 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 168 saham sehingga menekan IHSG. 124 saham lainnya diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.641,17 dan terendah 6.588,62.

Transaksi perdagangan juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 467.818 kali dengan volume perdagangan 14,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,6 triliun. Transaksi saham cukup besar itu juga didorong saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk mencapai Rp 1,3 triliun di pasar reguler. Total frekuensi perdagangan saham 31.860 kali.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 338,42 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.305.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham barang konsumsi melemah 1,71 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur susut 1,32 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,78 persen.

Selain itu, sektor saham konstruksi menanjak 2,49 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menguat 2 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PT PP Tbk (PTPP) naik 9,18 persen ke posisi Rp 3.210 per saham, saham TRAM melonjak 8,33 persen ke posisi Rp 286, dan saham BUMI menguat 8,05 persen ke posisi Rp 322.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham FINN susut 5,52 persen ke posisi Rp 154, saham HMSP merosot 4,55 persen ke posisi Rp 5.250 per saham, dan saham SOCI turun 2,96 persen ke posisi Rp 262 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,09 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,06 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,37 persen, dan indeks saham Singapura menguat 0,48 persen.

Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,76 persen, indeks saham Taiwan tergelincir 0,90 persen.

"IHSG masih konsolidasi usai cetak level tertinggi," ujar Analis PT Binaartha Sekuritas William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, IHSG cenderung sepi sentimen. Pelaku pasar juga menanti rilis data foreign direct investment (FDI).