Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) akan melakukan penambahan modal perusahaan terbuka tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement. Oleh karena itu, perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2,33 miliar saham.
Harga pelaksanaan private placement PT Garuda Maintenance Facility Tbk adalah sekurang-kurangnya Rp 336 per saham. Harga tersebut ikuti harga rata-rata harga penutupan perdagangan saham dari 19 Desember 2017-25 Januari 2018. Jadi total dana yang akan diraup sekitar Rp 785,47 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/1/2018), PT Garuda Maintenace Facility Tbk (GMFI) juga mencari investor strategis dalam rangka private placement tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Investor strategis tersebut diharapkan memiliki kriteria antara lain kekuatan modal, punya kapasitas dan kemampuan di bidang Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) untuk selanjutnya dapat melakukan sharing atau transfer knowledge, membawa pasar baru bagi perseroan dan memberikan pengaruh positif bagi merek perseroan.
PT Garuda Maintenance Facility Tbk akan pakai dana hasil private placement sekitar 60 persen untuk investasi perseroan dengan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas di line maintenance dan repair and overhaul (MRO), berupa pembelian aset tetap. Selain itu sekitar 40 persen akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perseroan.
Sebelum melakukan aksi korporasi, pemegang saham Perseroan antara lain PT Garuda Indonesia Tbk sekitar 89,10 persen, PT Aero Wisata sebesar 0,90 persen, masyarakat sekitar 10 persen.
Untuk melakukan aksi korporasi tersebut, PT Garuda Maintenance Facility Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tbk (RUPSLB) pada 6 Maret 2018.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat pekan ini, saham PT Garuda Maintenance Facility Tbk stagnan di posisi Rp 362 per saham. Total frekuensi perdagangan saham Rp 1,1 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
GMF Aero Asia Cari Investor Strategis
Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia mengincar dana segar dengan melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu 24 Januari 2018, perseroan akan menambah modal tanpa HMETD sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor perusahaan.
Untuk melakukan aksi korporasi itu, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa 6 Maret 2018.
Manajemen PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk memastikan kalau saat ini proses pelepasan saham kepada investor strategis dan pemilihan investor strategis masih terus berlangsung dengan cermati berbagai aspek pendukung. Saat ini, perseroan belum ada keputusan mengenai investor strategis terpilih.
"GMF sebagai perusahaan MRO terbesar di Indonesia merupakan industri strategis yang saat ini sudah menjadi perusahaan terbuka sehingga keputusan manajemen harus memperhatikan aspek kehati-hatian, keterbukaan, dan senantiasa memperhatikan kepentingan stakeholders dan shareholders," ujar Direktur Utama PT GMF AreoAsia Iwan Juniarto seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Iwa menuturkan, pemilihan investor strategis tetap harus ikuti proses dan prosedur yang sesuai dengan prinsip dari tata pengelolaan perusahaan yang baik.
"GMF mengharapkan perusahaan yang akan menjadi investor strategis tidak hanya mendukung dalam bentuk dana investasi, namun juga bisa melakukan transfer knowledge untuk menambah kapabilitas, membawa pasar dan dapat meningkatkan brand dari GMF," kata dia.
Adapun pemilihan investor strategis sudah mulai dilakukan sejak kuartal IV 2017 lalu dan dibantu BNP Paribas sebagai financial advisors yang ditunjuk.
"Saat ini sedang dalam proses due dilligence kepada beberapa calon investor strategis yang menjadi kandidat dan sebaliknya," kata Iwan.
Adapun proses pemilihan ditargetkan selesai pada akhir kuartal I 2018 atau awal kuartal II 2018. Iwan menambahkan, pihaknya tidak hanya memilih perusahaan dengan penawaran terbaik, tetapi juga mengharapkan adanya nilai tambah yang untungkan kedua belah pihak.
Advertisement