Sukses

Jelang Tutup Pekan, IHSG Rawan Tekanan

IHSG diperkirakan berada pada support 6.500 dan resistace 6.625.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan pada perdagangan saham jelang tutup pekan ini.

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG akan berada pada support 6.500 dan resistace 6.625.

Ia menjelaskan, pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup melemah. IHSG turun 7,17 poin ke level 6.598,46.

"Sektor industri dasar menjadi penekan pergerakan hingga IHSG ditutup melemah dengan terkoreksinya produsen semen SMBR dan SMGR," kata dia di Jakarta, Jumat (2/2/2018).

Investor terus melakukan aksi jual saham meski data inflasi tercatat relatif positif. Investor asing mencatat jual bersih yang cukup besar.

"Investor asing pun tercatat net sell Rp 906,98 miliar dengan saham BBCA, BBRI dan TLKM yang terjual terbanyak berdasarkan net value," ungkapnya.

Sementara, bursa di Asia ditutup variatif. Indeks saham Hangseng turun 0,75 persen dan Shanghai turun 0,70 persen. Sedangkan indeks saham Nikkei naik 1,68 persen dan Topix naik 1,84 persen.

"Indeks Nikkei dan Topix ditutup menguat mengimbangi penurunan saham di China setelah yen Jepang turun 0,4 persen menjadi 109,60 per dolar," kata dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Kemarin

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (1/2/2018), IHSG melemah tipis 7,17 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.598,45. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,06 persen ke posisi 1.105. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 181 saham melemah sehingga menekan IHSG. 192 saham menguat sehingga pelemahan IHSG jadi terbatas. 112 saham lainnya diam di tempat.

Pada Kamis ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.658,87 dan terendah 6.598,45. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 420.905 kali dengan volume 16,4 miliar saham.

Nilai transaksi harian Rp 10 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 816,46 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.413.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar susut 1,34 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,76 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,67 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BKSL naik 20,41 persen ke posisi Rp 177, saham RAJA melonjak 19,76 persen ke posisi Rp 400, dan saham SMRA mendaki 6,25 persen ke posisi Rp 1.190.