Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan produksi batu bara mencapai 51,79 juta metrik ton (Mt) atau turun dua persen secara year on year (YoY).
Pada kuartal IV 2017, produksi batu bara mencapai 12,43 juta ton (Mt) atau turun tujuh persen dibandingkan kuartal IV 2016. Kontribusi batu bara itu disumbangkan dari PT Adaro Indonesia, Balangan Coal Companies dan Adaro MetCoal Companies.
Sedangkan total volume penjualan batu bara turun empat persen menjadi 51,82 Mt pada 2017. Angka ini turun empat persen dibandingkan 2016. Penjualan batu bara mencapai 12,39 Mt atau susut sembilan persen pada kuartal IV 2017 dibandingkan kuartal IV 2016. Demikian mengutip keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Penjualan batu bara perseroan didominasi negara-negara berkembang. Pasar Indonesia mendapatkan prioritas dengan penjualan sekitar 20 persen pada 2017.
Kemudian Malaysia meliputi 15 persen dari penjualan Adaro Energy dan menjadi pasar ekspor terbesar pada 2017. Hal itu karena Malaysia mempunyai beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mulai beroperasi pada 2017.
China dan Korea Selatan masing-masing meliputi 12 persen dan 11 persen dari penjualan Adaro Energy. Hal itu karena kedua negara ini memenuhi peningkatan kebutuhan domestik dari pasar impor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Selanjutnya
Manajemen PT Adaro Energy Tbk juga melihat 2017 menjadi tahun positif bagi industri batu bara. Ini ditunjukkan dari harga batu bara naik signifikan. Harga batu bara global newcastle rata-rata naik 34 persen mencapai US$ 88 per metric ton.
Pada kuartal IV 2017, harga batu bara mencapai rata-rata US$ 98 per metric ton atau empat persen lebih tinggi dari pada harga rata-rata kuartal III 2017.
Kondisi ekonomi meningkat di negara maju membawa keuntungan bagi negara berkembang dan mendorong peningkatan permintaan terhadap batu bara.
Bersama rasionalisasi produksi di China dan kekurangan suplai batu bara global, peningkatan permintaan menopang harga batu bara tetap kuat.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen interim berdasarkan kurs konversi pembagian dividen interim tahun buku 2017.
Perseroan mengacu kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp 13.498 per dolar Amerika Serikat pada 3 Januari 2018. Perseroan bagikan dividen interim 2017 sebesar Rp 1,35 triliun untuk 31.985.962.000 lembar saham. Dividen interim tersebut Rp 42,25 per saham.
Advertisement