Sukses

IHSG Naik Terbatas di Awal Sesi Perdagangan

Investor asing melakukan aksi jual di awal sesi sehingga membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis di awal sesi perdagangan saham. Investor asing pun masih melakukan aksi jual.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (12/2/2018), IHSG naik tipis 2,52 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.508,05. IHSG masih menguat terbatas pada pembukaan pukul 09.00 WIB. IHSG mendaki 1,9 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.507,44. Indeks saham LQ45 menguat 0,05 persen ke posisi 1.098,14. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX susut 0,61 persen ke posisi 998,01.

Pada Senin pagi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.515,51 dan terendah 6.503,61. Ada sebanyak 161 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 29 saham melemah dan 79 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 18.180 kali dengan volume perdagangan saham 728,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 305,8 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 51,40 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.609.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham industri dasar melemah 1,27 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,28 persen. Sementara itu, sektor saham konstruksi naik 0,89 persen dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar menanjak 0,80 persen dan sektor saham aneka industri naik 0,80 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham IBFN melonjak 22,41 persen ke posisi Rp 142, saham BGTG mendaki 19,54 persen ke posisi Rp 208 per saham, dan saham BBHI naik 9,57 persen ke posisi Rp 252 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tergelincir antara lain saham TPIA susut 7,12 persen ke posisi Rp 6.200 per saham, saham PSDN melemah 6,93 persen ke posisi Rp 430 per saham, dan saham PCAR merosot 5,56 persen ke posisi Rp 2.040 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,22 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,87 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,25 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,73 persen. Indeks saham Singapura melemah 0,01 persen di posisi 3.377.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang variasi pada perdagangan saham awal pekan ini. Rilis laporan keuangan emiten masih pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, IHSG cenderung variasi dengan mencoba menguat tertahan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.460-6.550.

"IHSG secara teknikal membentuk pola dengan konsolidasi positif. Indikator stochastic terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan crossling line mengarah pada pergerakan positif," jelas dia, dalam ulasannya.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan IHSG dapat menguat didorong kuatnya harga komoditas dan masih berlangsungnya rilis laporan keuangan emiten. William menambahkan, faktor fundamental Indonesia yang masih stabil juga menambah daya tarik bagi investor. "IHSG akan bergerak di kisaran 6.413-6.602," kata William.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Bursa Asia Masih Landai

Sebelumnya, mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak variasi setelah Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu. Laju bursa saham Asia pun terimbas kenaikan tipis harga minyak mentah dunia pasca mencatatkan penurunan beruntun dalam enam hari.

Mengutip CNBC, Jakarta, Senin 12 Februari 2018, indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,54 persen pada perdagangan saham awal pekan ini. Saham-saham teknologi memimpin, antara lain saham Samsung Elektronics berhasil rebound 1,43 persen, saham SK Hynix menguat 0,82 persen. Disusul sektor saham keuangan terkerek naik.

Sedangkan sektor saham industri kapal berguguran. Saham perusahaan pembuat kapal, seperti Samsung Heavy Industries turun turun 1,81 persen, dan saham Hyundai Heavy Industries bergerak di tempat setelah laporan pendapatan perusahaan yang turun pada kuartal IV- 2017.

Indeks saham Australia, ASX 200 tergelincir 0,64 persen karena penurunan pendapatan perusahaan terus berlanjut. Sektor saham energi tercatat merosot 1,06 persen, Santos turun 1,24 persen, dan saham Beach Energy anjlok 3,31 persen.

Saham-saham produsen emas pun tumbang, antara lain Newcrest Mining and Evolution Mining masing-masing turun 1,22 persen dan 3,23 persen. Sektor saham ritel anjlok 4,7 persen.

Sementara itu, bursa saham Jepang tutup karena hari libur nasional.

Bursa saham Asia mengalami tekanan cukup berat pada pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 2,32 persen pada Jumat pekan lalu. Penurunan tajam dialami indeks Nikkei yang susut 11,38 persen dari level tertinggi 52 mingguan.

Indeks Shanghai jatuh 12,75 persen, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 11,88 persen. Pelemahan tajam itu dipengaruhi sentimen kekhawatiran investor atas kenaikan suku bunga global.

Pasar saham global mengalami kejatuhan mulai awal Februari. Indeks Dow Jones harus kehilangan 666 poin setelah ada laporan data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu naik 330,44 poin atau 1,38 persen ke posisi 24.190 pada akhir pekan lalu. Wall street mampu menguat usai alami penurunan terburuk selama sepekan. Penurunan itu terbesar dalam dua tahun.

"Imbal hasil obligasi kemungkinan akan kembali menguat dan ketidakpastian tidak dapat dihindari," ujar Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Oliver.

Yang perlu diperhatikan pula langkah Presiden AS, Donald Trump yang sudah meneken rencana anggaran sekitar US$ 300 miliar dan telah sah menjadi Undang-undang (UU).

Dalam sepekan terakhir, harga minyak stabil setelah terus tenggelam karena kenaikan produksi minyak di AS dan penguatan kurs dolar AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis 0,29 persen menjadi US$ 59,37 per barel. Sebelumnya harga minyak WTI berada di bawah level US$ 59 per barel, lalu naik untuk pertama kalinya. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,06 persen di posisi US$ 62,83 per barel. Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya di posisi 90,35. Sedangkan terhadap yen stabil berada di posisi 108,77.