Sukses

Jasa Marga Raup Pendapatan Rp 35 Triliun pada 2017

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Kinerja keuangan tersebut didorong pendapatan konstruksi naik signifikan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Kinerja keuangan tersebut didorong pendapatan konstruksi naik signifikan.

Mengutip laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/2/2018), PT Jasa Marga Tbk membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk naik 16,45 persen menjadi Rp 2,2 triliun pada 2017. Pada 2016, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,88 triliun.

Laba tersebut didorong kenaikan pendapatan mencapai 110,61 persen menjadi Rp 35,09 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,66 triliun. Kontribusi pendapatan disumbangkan dari pendapatan tol dan usaha lainnya naik menjadi Rp 8,92 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,83 triliun.

Pendapatan konstruksi naik menjadi Rp 26,17 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,82 triliun. Perseroan membukukan beban tol turun dari Rp 4,02 triliun pada 2016 menjadi Rp 3,77 triliun pada 2017. Beban konstruksi naik dari Rp 7,78 triliun pada 2016 menjadi Rp 26,01 triliun pada 2017.

Dengan kondisi itu, laba kotor naik menjadi Rp 5,30 triliun pada 2017. Laba tersebut naik 9,29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,85 triliun.

Perseroan mencatatkan keuntungan dari pelepasan investasi sebesar Rp 563,46 miliar pada 2017. Selain itu, penghasilan keuangan naik menjadi Rp 283,95 miliar. PT Jasa Marga Tbk pun mencatatkan kenaikan laba per saham dari Rp 276,97 pada 2016 menjadi Rp 303,15 pada 2017.

Total liabilitas perseroan tercatat naik menjadi Rp 37,16 triliun pada 31 Desember 2016 menjadi Rp 60,83 triliun pada 31 Desember 2017. Ekuitas naik menjadi Rp 18,35 triliun pada 31 Desember 2017. Perseroan kantongi kas Rp 6,87 triliun pada 31 Desember 2017.

PT Jasa Marga Tbk telah mengoperasikan empat jalan tol baru sepanjang 88,7 KM. Empat jalan tol itu antara lain Gempol-Pasuruan sepanjang 15,9 KM, Semarang-Solo sepanjang 17,6 KM, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sebesar 41,7 KM, dan Surabaya-Mojokerto sepanjang 15,5 KM.

Perseroan juga sudah meningkatkan pelayanan dengan mengurangi titik transaksi antara lain adanya perubahan sistem transaksi di jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi dan jalan tol Jakarta-Tangerang.

Pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini, saham PT Jasa Marga Tbk turun 2,17 persen menjadi Rp 5.625 per saham. Total frekuensi perdagangan 896 kali dengan nilai transaksi Rp 18,6 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Jasa Marga Usul Tarif Tol JORR Terintegrasi

Sebelumnya, Pemerintah akan mengintegrasikan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Dengan integrasi ini nantinya pengendara cukup sekali melakukan pembayaran karena akan diberlakukan sistem satu tarif.

Direktur Operasional II PT Jasa Marga, Subekti Syukur mengatakan, selama ini masing-masing ruas dalam tol JORR dikelola oleh badan usaha jalan tol (BUJT) yang berbeda, sehingga pengendara harus melakukan beberapa kali transaksi pembayaran di dalam tol tersebut.

Selain Jasa Marga, adapula bagian ruas JORR yang dikelola PT Hutama Karya (HK), PT Jakarta Lingkar Barat Satu (JLB) dan PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ).

"Khusus untuk JORR, harusnya kan ada satu sistem pentarifan. Cuma kan itu terdiri dari beberapa BUJT, ada HK, Jasa Marga yang ada beberapa ruas," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Minggu 11 Februari 2018.

Dia menjelaskan, saat ini BUJT pengelola jaringan tol tersebut tengah melakukan perhitungan tarif untuk mendapatkan besaran satu tarif yang proporsional. Ini karena berkaitan dengan pendapatan masing-masing BUJT dan kemampuan dari pengguna tol ini.

"Kalau ini dijadikan satu, harus menghitung porsi bagian pendapatannya itu. Ini sedang dalam proses," kata dia.

Namun demikian, lanjut Subekti, dirinya menilai besaran tarif yang proporsional setelah tol ini terintegrasi yaitu di atas Rp 10 ribu. Dengan demikian diharapkan tidak mengurangi pendapatan dari masing-masing BUJT.

"Ini (diserahkan ke) pemerintah. Di atas Rp 10 ribu lah inginnya. Karena dari pendapatan sekarang jangan berkurang, karena dibagi," tandas dia.