Sukses

Tumbuh 25 Persen, Laba Bersih Astra Jadi Rp 18,88 Triliun

Pendapatan PT Astra International Tbk naik 14 persen menjadi Rp 206,05 triliun pada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan.

PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 25 persen menjadi Rp 18,88 triliun pada 2017. Pada 2016, perseroan meraup laba bersih Rp 15,15 triliun.

Pertumbuhan laba itu didorong pendapatan naik 14 persen menjadi Rp 206,05 triliun hingga akhir 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 181,08 triliun. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 163,68 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 144,65 triliun. Hal itu mendorong laba bruto naik 14,01 persen menjadi Rp 42,36 triliun.

Perseroan mengurangi rugi selisih kurs dari Rp 155 miliar pada 2016 menjadi Rp 9 miliar pada 2017. Bagian atas hasil bersih ventura bersama naik menjadi Rp 5,44 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,11 triliun.

Melihat kondisi itu, perseroan mencatatkan laba bersih per saham naik menjadi Rp 466 pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 374.

"Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.

PT Astra International Tbk akan mengusulkan dividen final sebesar Rp 130 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April 2018. 

Usulan dividen final itu bersama dengan dividen interim Rp 55 per saham akan menjadikan dividen total pada 2017 menjadi Rp 185  per saham dari sebelumnya Rp 177 per saham.

Dividen final yang diusulkan tersebut berdasarkan pertimbangan meningkatnya utang pada level perusahaan induks Astra International dan rencana investasi lainnya di masa mendatang.

Selain itu ada penyesuaian terkait peningkatan kinerja PT Astra Otoparts Tbk yang disebabkan kenaikan pendapatan dari meningkatnya kinerja penjualan replacement market. Ditambah kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi dari sebelumnya meningkat kinerja replacement market dan penjualan ekspor. Serta meningkatnya kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Adapun kinerja grup Astra mencatatkan pertumbuhan didorong PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang mencatatkan keuntungan Rp 748 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 6,5 triliun. PT Astra International Tbk miliki 44,6 persen saham PT Bank Permata Tbk.

Selain itu, keuntungan lebih tinggi dari bisnis alat berat dan pertambangan seiring kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut juga mendukung kinerja keuangan grup Astra.Kontribusi laba bersih grup alat berat pertambangan, konstruksi dan energi naik 47 persen menjadi Rp 4,5 triliun.

PT United Tractors Tbk (UT) yang 59,5 persen sahamnya dimiliki Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih 48 persen menjadi Rp 7,4 triliun. Hal itu didukung dari kenaikan harga batu bara yang menguat secara signifikan sehingga meningkatkan kinerja bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan pertambangan.

Pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat berat Komatsu meningkat 74 persen menjadi 3.788 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat. PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar tiga persen menjadi 113 juta ton.

Sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) meningkat sebesar 14 persen menjadi 801 juta bank cubic metres. Namun, anak perusahaan United Tractors dalam bidang pertambangan melaporkan penurunan penjualan batu bara sebesar 8 persen menjadi 6,3 juta ton disebabkan volume penjualan yang lebih rendah dari bisnis perdagangan batu bara.

Namun, kontribusi dari bisnis otomotif menurun akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan. Kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan. Laba bersih dari divisi otomotif Grup menurun tiga persen menjadi Rp8,9 triliun.

Kenaikan laba bersih pada bisnis komponen tidak dapat mengimbangi penurunan penjualan mobil dan tekanan diskon yang muncul dari meningkatnya persaingan. Kinerja dari segmen sepeda motor relatif tidak berubah. Penjualan mobil secara nasional sedikit berubah menjadi 1,1 juta unit. Penjualan mobil Astra menurun sebesar 2 persen menjadi 579.000 unit, dengan pangsa pasar turun dari 55 persen menjadi 54 persen.

Grup telah meluncurkan 11 model baru dan 11 model revamped sepanjang tahun 2017.Penjualan sepeda motor nasional turun 1 persen menjadi 5,9 juta unit. Penjualan PT Astra Honda Motor (AHM) bertahan pada 4,4 juta unit, sehingga pangsa pasarnya meningkat dari 74 persen menjadi 75 persen. Grup telah meluncurkan delapan model baru dan 18 model revamped sepanjang  2017.