Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor ritel yang masuk pasar modal baru baru mencapai satu juta investor. Jumlah ini tak sampai 1 persen dari total penduduk di Indonesia yang berkisar 250 juta penduduk.
Padahal potensi investor ritel di Indonesia bisa mencapai 20 persen sampai 30 persen dari total jumlah penduduk.
Ini yang disadari perusahaan sekuritas, salah satunya PT Reliance Sekuritas Indonesia. Perusahaan mengincar investor ritel dari Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk besar.Â
Advertisement
Sejumlah langkah dilakukan Reliance, antara lain dengan melakukan edukasi saham, pembukaan galeri investasi, juga menggandeng sejumlah perusahan untuk bekerjasama. Terbaru, Reliance bekerjasama dengan perusahaan furnitur, PT Chitose International Tbk, yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat.Â
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Sriwidjaja Rauf, mengatakan, sebelumnya telah dibentuk Galeri Investasi Pasar Cikurubuk Tasikmalaya, yang dikelola Reliance. Sebagai bentuk rangkaian, Gubernur Jawa Barat Heryawan pada hari ini membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.Â
"Kerjasama meliputi pendirian galeri investasi. Ini juga merupakan galeri pertama yang bekerjasama dengan emiten. Antara Bursa Efek Indonesia (BEI), Reliance, dan Chitose," ujar Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Sriwidjaja Rauf, Selasa (27/2/2018).Â
Menurut Sriwidjaja, pada dasarnya tujuan pendirian galeri berkonsep dasar sama dengan galeri di kampus maupun di pasar. Keberadaan galeri yang berlokasi di lingkungan emiten, maka fokus utamanya kepada karyawan yang ada dalam lingkungan emiten. Harapannya karyawan semakin tertarik berinvestasi di pasar modal.Â
"Ke depan BEI ingin emiten-emiten yang lainya buka galeri seperti ini. Untuk pendirian galeri di emiten ini RELI menjadi pilot proyeknya," ujar Sriwidjaja.Â
Kerjasama tersebut juga merupakan bagian dari strategi bisnis Reliance untuk memperbesar investor ritel. Apalagi selama ini Jawa Barat memiliki kontribusi cukup besar bagi Reliance dari sisi transaksi dan jumlah investor.Â
"Peluang kota Bandung dan sekitarnya sangat bagus untuk peningkatan jumlah investor. Ini terlihat dari jumlah cabang dari PE cukup banyak. Untuk Reliance sendiri cabang Bandung mempunyai kontribusi yang cukup besar. Kami memang punya target khusus agar jumlah investor ritel lokal semakin meningkat," jelas Sriwidjaja. Â
Sriwidjaja mengatakan, langkah dan strategi Reliance menggaet lebih banyak investor ritel, seiring langkah OJK yang memang tengah fokus mendorong semakin banyak investor masuk ke pasar modal. Â
"Edukasi, literasi dan inklusi yang dijalankan Reliance sesuai program nasional OJK dan akan di jalankan secara paralel di semua daerah,"Â dia menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Cegah Investasi Bodong, Aher Ajak Warga RI Melek Pasar Modal
Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher mengajak masyarakat untuk menanamkan modal di instrumen investasi saham atau lainnya yang terdaftar di pasar modal atau Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini untuk menghindari kasus penipuan investasi bodong yang merugikan masyarakat.
"Pengenalan masyarakat terhadap pasar modal perlu ditingkatkan karena ini bisa mendukung pembiayaan pembangunan. Pasar modal juga harus ditingkatkan karena merupakan investasi jangka panjang," kata Aher di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Baca Juga
Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai alternatif produk investasi di pasar modal, seperti saham dan produk lainnya yang menguntungkan. Jadi tidak melulu menabung di bank.
"Kita harus beri literasi keuangan supaya masyarakat lebih aware dengan pasar modal. Entah itu saham, obligasi, sukuk, reksa dana, dan lainnya. Jadi masyarakat punya pilihan lain selain menabung di bank, contohnya di saham supaya lebih untung besar, tapi cost of fund-nya kecil," jelas Aher.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk berinvestasi pada produk-produk yang sudah terdaftar secara resmi di pasar modal Indonesia, maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini guna menghindari maraknya investasi bodong.
"Belilah saham yang sudah terdaftar di bursa supaya enggak kena saham bodong. Jadi masyarakat semakin rasional ketika membeli sesuatu karena kalau untung terlalu cepat, rasional atau tidak, harus curiga. Karena harga pasar bisa dikenali secara wajar," tuturnya.
Dengan demikian, Aher berharap agar BEI dapat mempermudah proses perusahaan-perusahaan yang ingin mencatatkan saham perdana. Termasuk bagi pemerintah daerah untuk memproses penerbitan obligasi.
"Jangan ragu investasi di pasar modal atau BEI, tapi juga hati-hati," tandas dia.
Â
Â
Â
Advertisement