Sukses

IHSG Berpeluang ke Zona Hijau, Awasi Saham Pilihan Ini

Rilis data inflasi Februari 2018 akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah terbatas pada Kamis pekan ini. Kondisi ekonomi yang terbilang stabil akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG berpotensi menguat mengikuti kondisi ekonomi saat ini. Rilis data ekonomi yang diprediksi stabil akan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.555 - 6.728," ujar William dalam ulasannya, Kamis (1/3/2018).

Sementara itu, Analis PT Binaartha Institutional Research, Reza Priyambada menuturkan aksi ambil untung akan membayangi laju IHSG pada Kamis pekan ini.

"Aksi profit taking membayangi pergerakan IHSG dengan range berada pada level support 6.566 - 6.579 dan resisten 6.615 - 6.627," kata dia.

Analis PT Recapital Asset Management, Kiswoyo Adi memaparkan rilis data inflasi akan jadi sentimen pendorong IHSG.

"Rilis data inflasi pengaruhi laju IHSG dengan kisaran pada level support 6.500 dan resisten 6.560," ucap Kiswoyo saat dihubungi Liputan6.com.

William merekomendasikan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan Reza merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Kiswoyo memilih saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (TLKM).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah Terbatas

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah. Namun, pelemahan IHSG terbatas di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tembus 13.700.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 28 Februari 2918, IHSG melemah tipis 1,7 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.597,21. Indeks saham LQ45 susut 0,35 persen ke posisi 1.100,28. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham Pefindo naik 1,54 persen.

Ada sebanyak 204 saham melemah sehingga menekan IHSG. 163 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 118 saham lainnya diam di tempat.Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.609,40 dan terendah 6.564,48. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.Total frekuensi perdagangan saham sekitar 430.769 kali. Volume perdagangan saham 18,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,2 triliun.

Tercatat saham PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR) ditransaksikan Rp 3,2 triliun di pasar negosiasi. Saham LPKR melemah 22,43 persen ke posisi Rp 543 per saham dengan transaksi 12 kali.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 829,93 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.741. Sebagian besar sektor saham menghijau.

Sektor saham pertanian naik 1,91 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi mendaki 1,36 persen. Sektor saham aneka industri melemah 1,31 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TKIM naik 19,52 persen ke posisi Rp 6.275 per saham, saham ARMY menguat 15,94 persen ke posisi Rp 320 per saham, dan saham LPPF menanjak 13,9 persen ke posisi Rp 10.650 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TAXI melemah 4,62 persen ke posisi Rp 62, saham BJTM tergelincir 4,52 persen ke posisi Rp 740 per saham, dan saham MYRX susut 4,4 persen ke posisi Rp 152 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,36 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 1,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,44 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,99 persen, dan indeks saham Singapura melemah 0,63 persen.