Sukses

Rupiah Nyaris 13.800 per Dolar AS, IHSG Naik Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat terbatas 8,09 poin ke posisi 6.605 pada pra pembukaan perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada perdagangan saham Kamis pekan ini. IHSG menguat di tengah bursa saham global yang melemah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (1/3/2018), IHSG menguat terbatas 8,09 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.605. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG naik 5,58 poin atau 0,08 persen ke posis 6.602. Indeks saham LQ45 menguat 0,22 persen ke posisi 1.102,65.

Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.Ada sebanyak 158 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 124 saham diam di tempat. 91 saham melemah.

Pada awal perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.610,67 dan terendah 6.596,87.Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 91.528 kali dengan volume perdagangan 2,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 31,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 13.795.Sebagian besar sektor saham menghijau dengan dipimpin sektor saham infrastruktur yang naik 0,57 persen. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 0,57 persen dan sektor saham tambang mengaut 0,29 persen.

Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 0,69 persen.Saham-saham yang menguat antara lain saham RBMS naik 12,90 persen ke posisi Rp 280, saham MDIA mendaki 7,77 persen ke posisi Rp 222 per saham, dan saham ARMY menanjak 5,63 persen ke posisi Rp 338 per saham.

Sedangkan saham yang melemah antara lain saham TOPS melemah 5,89 persen ke posisi Rp 4.470 per saham, saham MBSS tergelincir 2,58 persen ke posisi Rp 755 per saham, dan saham ANTAM susut 2,09 persen ke posisi Rp 935 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,30 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,6 persen, indeks saham Singapura turun 0,51 persen, dan indeks saham Taiwan melemah 0,37 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai naik 0,23 persen.

PT Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan IHSG melemah terbatas 0,03 persen pada perdagangan saham kemarin didorong saham kapitalisasi besar yang tertekan. Sedangkan pelaku pasar menambah portofolio di saham kapitalisasi kecil. Sektor saham keuangan alami penurunan terbesar pada perdagangan kemarin sekitar 0,7 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah terbatas pada Kamis pekan ini. Kondisi ekonomi yang terbilang stabil akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG berpotensi menguat mengikuti kondisi ekonomi saat ini. Rilis data ekonomi yang diprediksi stabil akan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.555 - 6.728," ujar William dalam ulasannya, Kamis (1/3/2018).

Sementara itu, Analis PT Binaartha Institutional Research, Reza Priyambada menuturkan aksi ambil untung akan membayangi laju IHSG pada Kamis pekan ini.

"Aksi profit taking membayangi pergerakan IHSG dengan range berada pada level support 6.566 - 6.579 dan resisten 6.615 - 6.627," kata dia.

Analis PT Recapital Asset Management, Kiswoyo Adi memaparkan rilis data inflasi akan jadi sentimen pendorong IHSG.

"Rilis data inflasi pengaruhi laju IHSG dengan kisaran pada level support 6.500 dan resisten 6.560," ucap Kiswoyo saat dihubungi Liputan6.com.

William merekomendasikan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan Reza merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Kiswoyo memilih saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (TLKM).