Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia reli pada perdagangan saham awal pekan ini. Penguatan bursa saham Asia didukung dari laporan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang positif.
Ini juga mengkurangi kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS lebih cepat.Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,4 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 2 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,8 persen. Indeks saham Australia menanjak 0,9 persen.Kekhawatiran inflasi pun mereda usai data ekonomi AS menunjukkan data tenaga kerja nonpertanian melonjak 313 ribu pada Februari. Akan tetapi, rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan per jam melambat menjadi 2,6 persen usai melonjak pada Januari.
Advertisement
Baca Juga
"Rilis data ekonomi ini menunjukkan data ekonomi tenaga kerja kuat. Ini menjadi sentimen buat bursa saham. Di samping itu data tingkat kenaikan partisipasi dan upah menunjukkan tenaga kerja dipenuhi oleh pendatang baru dalam angkatan kerja," tulis analis JP Morgan dalam catatannya, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (12/3/2018).
"Meski pasar mungjin terlalu banyak membaca satu laporan data tenaga kerja. Namun pada 21 Maret merupakan titik yang dihindari. Pasar tenaga kerja semakin menunjukkan ada kekhawatiran dan ini pastikan diterjemahkan ke dalam tekanan upah yang berbalik," seperti dikutip dari laporan tersebut.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Selanjutnya
Rilis data tenaga kerja juga mengangkat sejumlah mata uang termasuk peso Meksiko, dolar Kanada, dan Australia. Indeks dolar AS pun menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di level 90,107.
Euro naik sedikit di posisi US$ 1,2310.Sementara itu, dolar AS naik tipis menjadi 106,88 terhadap yen. Investor juga memangkas kepemilikan yen pada pekan lalu usai Presiden AS Donald Trump bersiap bertemu pimpinan Korea Utara Kim Jong Un.
Di pasar komoditas, harga emas stabil di kisaran US$ 1.323,14 per ounce. Harga minyak mentah Brent naik 16 sen menjadi US$ 65,65 usai melonjak hampir tiga persen. Harga minyak mentah AS naik 11 sen menjadi US$ 62,15 per barel.
Advertisement