Sukses

Trump Pecat Menlu Rex Tillerson, Wall Street Berguguran

Tiga indeks utama Wall Street kembali terjungkal pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga indeks utama Wall Street kembali terjungkal pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelemahan ini terseret sentimen pemecatan Menteri Luar Negeri (Menlu), Rex Tillerson oleh Donald Trump dan potensi tambahan pengenaan tarif impor AS.

Melansir Reuters, Rabu (14/3/2018), indeks saham Dow Jones Industrial Average anjlok 171,58 poin atau 0,68 persen ke level 25.007,03.

Indeks S&P 500 terkoreksi 17,71 poin atau 0,64 persen di level 2.765,31, sedangkan indeks Nasdaq turun cukup dalam 1,02 persen atau 77,31 poin ke level 7.511,01.

Adapun volume transaksi perdagangan di bursa saham AS tercatat 6,89 miliar dibanding rata-rata 7,11 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Wall street tertekan dipengaruhi langkah Trump yang memecat Tillerson terutama menyangkut kebijakan AS dengan Korea Utara dan Rusia.

Kini, Trump menunjuk Direktur CIA Mike Pompeo sebagai Menlu AS yang baru. Sementara jabatan Direktur CIA diamanahkan pada Gina Haspel.

"Setiap ada perubahan, investor menjadi cemas. Mereka harus mencari tahu apa dampaknya," kata Manajer Portofolio di Amundi Pioneer Asset Management, John Carey.

Namun demikian, Carey menuturkan, Tillerson dan Haspel merupakan sosok yang cukup dikenal. Sehingga diharapkannya tidak akan mengganggu atau berdampak terhadap pasar.

Bursa saham AS terkoreksi karena pengenaan tarif impor untuk produk-produk China yang ditargetkan menghasilkan US$ 30 miliar per tahun akan dirilis segera setelah pekan depan.

"Ini mungkin akan mengganggu," ujar Managing Director di Astor Investment Management, Bryan Novak.

 

 

2 dari 2 halaman

Saham Teknologi Berguguran

Indeks utama wall street terkoreksi menyusul pelemahan saham-saham perusahaan teknologi dan keuangan. Saham Microsoft Corp (MSFT.O), Facebook Inc (FB.O) dan Alphabet Inc (GOOGL.O) melorot di kisaran 1,5 persen dan 2,4 persen.

"Sektor saham teknologi reli kuat kemarin dan pekan lalu. Ini ada profit taking, tapi ini tekanan jangka pendek," kara Direktur di O'Neil Securities, Ken Polcari.

Sementara sektor saham keuangan melemah terseret penurunan imbal hasil obligasi AS merespons data inflasi dan pemecatan Tillerson.

General Electric Co (GE.N) terperosok 4,4 persen setelah J.P Morgan memangkas target harga saham dari US$ 14 menjadi US$ 11 per lembar.