Sukses

Sritex Cetak Penjualan USD 759 Juta pada 2017

PT Sri Rejeki Isman Tbk mencatatkan laba bersih naik 14,6 persen menjadi USD 68,03 juta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba dan penjualan perseroan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/3/2018), PT Sri Rejeki Isman Tbk atau disebut Sritex membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 14,60 persen menjadi USD 68,03 juta.

Kenaikan laba itu ditopang penjualan naik 11,67 persen dari USD 679,93 juta pada 2016 menjadi USD 759,34 juta pada 2017. Beban pokok penjualan naik 10 persen menjadi USD 588,07 juta. Hal itu mendorong laba bruto tumbuh 17,83 persen menjadi USD 171,27 juta.

PT Sri Rejeki Isman Tbk mencatatkan beban penjualan turun 3,72 persen menjadi USD 12,53 juta pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya USD 13,02 juta. Perseroan menurukan rugi selisih kurs menjadi US$ 576.279. Beban operasi lainnya mencapai USD 34.832.

Total liabilitas tumbuh 21,86 persen menjadi USD 750,74 juta pada 31 Desember 2017. Ekuitas naik menjadi USD 1,19 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas menjadi USD 127,23 juta pada 2017.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Setiawan Lukminto menuturkan, peningkatan penjualan terutama disumbangkan dari seluruh segmen. Ini dari benang yang meningkat 12 persen, kain mentah naik 7 persen, kain jadi serta pakaian jadi meningkat masing-masing 10 persen dan 14 persen.

“Dengan adanya peningkatan kapasitas dengan utilisasi produksi yang semakin meningkat dan didukung oleh pesanan-pesanan dari pelanggan, perseroan meningkatan penjualan sesuai dengan target yang ditetapkan,” ujar dia.

Ia menuturkan, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan 8-12 persen pada 2017. Perseroan mampu mencapai target di tengah situasi ekonomi global dan nasional kurang kondusif.

Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk, Allan Severino mengatakan, pihaknya juga mencatatkan EBITDA margin naik dari 19,9 persen menjadi 21,5 persen. Pihaknya akan terus melakukan program efisiensi baik dalam proses produksi maupun operasional untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Perseroan menganggarkan belanja modal USD 25,1 juta pada 2017. Belanja modal itu digunakan untuk pemeliharaan mesin dan bangunan. Serta menambah kapasitas di segmen garmen yang akan memberikan tambahan kapasitas produksi pada 2018 dari 27 juta potong per tahun menjadi 30 juta pada 2018.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 20 Maret 2018, harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk stagnan di posisi Rp 340 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.426 kali. Nilai transaksi Rp 18,2 miliar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: