Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan ini mengikuti bursa global yang juga melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin. Kekhawatiran akan perang dagang masih mewarnai pergerakan bursa saham.
Mengutip CNBC, Senin (26/3/2018), indeks patokan ASX 200 australia dibuka melemah atau turun 0,57 persen di 5.787,4. Sektor keuangan menjadi pemberat utama dengan turun 0,81 persen.
Advertisement
Baca Juga
Saham ANZ turun 0,92 persen, Commonwealth Bank turun 0,69 persen dan National Australia Bank turun 0,86 persen. Tak berbeda jauh saham Westpac turun 0,35 persen.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,02 persen dalam perdagangan pagi. Indeks Topix turun 0,83 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,41 persen.
Pemerintah China berencana untuk meberlakukan bea masuk bagi 128 produk AS dengan nilai impor USD 3 miliar sebagai tanggapan atas perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump atas bea tinggi untuk produk aluminium dan baja asing.
Presiden Trump juga mengumumkan rencana tarif hingga USD 60 miliar dalam untuk barang impor dari Cina. "Pasar masih melihat apakah perang dagang ini akan menjadi satu-satunya pemberat di bursa Asia," jelas analis National Australia Bank, Ray Attrill.
Wall Street Juga Terjatuh
Untuk diketahui, Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu karena adanya kekhawatiran dari pelaku pasar akan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot lebih dari 1.000 poin dalam dua hari.
Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), Dow Jones Industrial Average turun 424,69 poin atau 1,77 persen menjadi 23.533,2. Untuk S&P 500 kehilangan 55,43 poin atau 2,10 persen menjadi 2.588,26. Sedangkan Nasdaq Composite turun 174,01 poin atau 2,43 persen menjadi 6.992,67.
"Ada kekhawatiran perang dagang. Oleh sebab itu, investor kembali mengelola risiko dengan menata ulang portofolio," jelas analis Global Markets Advisory Group, New York, AS, Peter Kenny.
Jika penataan tersebut berlangsung dengan cepat ini bisa seperti angin ribut bagi Wall Street," tambah dia.
Rencana Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif hingga USD 60 miliar untuk barang-barang China membuat dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini masuk dalam perang dagang.
Pasalnya, China juga tengah menyusun rencana pengenaan tarif hingga USD 3 miliar atas barang-barang AS yang masuk ke negara tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement