Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan akan merilis tiga indeks baru pada April ini. Indeks baru tersebut sudah mengantongi persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Iya betul, ada tiga (indeks) yang nanti dirilis. Kalau enggak salah, ada indeks Syariah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan indeks dividen," tutur Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio di Gedung BEI, Jakarta, pagi ini (27/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Tito lebih jauh menuturkan, penerbitan indeks saham ini akan membantu pelaku pasar modal (investor), khususnya pemula, dalam berinvestasi di bursa saham.
"Di dunia, indeks itu didagangin. Kalau tidak paham, tanya broker. Kalau enggak mau pusing, you just buy the market. Misal, tertarik dengan indeks BUMN, ya beli saja. Jadi orang keluarin produk berdasarkan indeks tersebut. Ini memudahkan orang untuk berinvestasi," jelasnya.
Dia mengaku, secara konsep, proses perilisan indeks baru ini sudah disetujui OJK.
"Soal perilisan indeks baru ini nanti kita brief lagi sore ini dengan Bapak Nicky Hogan (Direktur Pengembangan Bisnis BEI). Prinsipnya, secara konsep sudah disetujui, sudah mau keluar kok. MNC bikin, semua bikin. Itu haknya memberitahukan. Jadi semua orang tinggal bikin," tandas Tito.
Go-Jek Bakal IPO di Indonesia
Perusahaan transportasi online Go-Jek berencana menawarkan saham perdana (Innitial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal ini disampaikan Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, saat hadir memenuhi undangan Direktur Utama (Dirut) BEI, Tito Sulistio di Gedung BEI, pada 5 Maret 2018.
"Eventually kita bakal IPO," kata Andre.
Sayangnya, dia masih enggan memberikan kepastian kapan Go-Jek bisa go public. Namun demikian, Andre menjelaskan, akan menjadi suatu kebanggaan bila Go-Jek mencatatkan saham di BEI.
"Cuma waktunya saja yang belum tahu kapan. Pasti di Indonesia, karena merupakan kebanggaan, kan kita perusahaan Indonesia ya," tuturnya.
Pernyataan ini sekaligus menjawab kabar yang beredar bahwa Go-Jek akan IPO di luar negeri. Namun, Andre tidak menepis kemungkinan untuk melakukan dual listing, di Indonesia maupun di luar negeri.
"Kalau awalnya sih pasti di Indonesia. Jadi apakah bakal dual listing, masih belum tahu. Mungkin masih confidential, ya," tegas Andre.
Dia lebih jauh menjelaskan, rencana IPO harus memikirkan masalah waktu. Saat ini masih dalam tahap diskusi dan persiapan.
"Kalo business plan mah berubah terus, cuma kalau Go-Jek sih lebih kepada timing to market saja sih," ujarnya.
Menurutnya, BEI sangat mendukung perusahaan transportasi online maupun marketplace untuk masuk ke pasar modal.
"Aturannya sudah mendukung dan clear buat perusahaan seperti kami, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya. Jadi bukan cuma kesiapan bursa, harus disiapkan dengan matang. Reporting, governance, pembukuan, segala macam, jadi sebenarnya masalah timing. Tapi dari bursa sih mendukung sekali," tutur Andre.
Terkait dengan kedatangannya ke BEI hari ini, Andre mengaku diundang Dirut BEI untuk berdiskusi banyak hal, salah satunya mendorong perusahaan teknologi, dan startup untuk masuk ke pasar modal Indonesia.
"Hari ini (Go-Jek) diundang sama Pak Tito untuk berdiskusi mengenai bagaimana caranya BEI bisa bantu perusahaan-perusahaan teknologi modalnya dan startup untuk ke bursa," jelas Andre.
Advertisement