Sukses

Adhi Karya Bakal Ekspansi ke Bisnis Pengolahan Limbah

PT Adhi Karya Tbk akan bekerjasama dengan laboratorium milik Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bisnis pengolahan limbah.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk bakal melebarkan sayap usaha ke bidang pengolahan limbah sektor minyak dan gas (migas). Perusahaan konstruksi pelat merah ini mengincar potensi hingga Rp 176 triliun.

"Jadi memang kami mengusulkan (dalam RUPS) A ada penambahan SBU (Sertifikat Badan Usaha) ini terkait beberapa peluang ke depan ini yang sangat besar di pengolahan limbah," ujar Direktur Operasi I PT Adhi Karya, Budi Saddewa Soediro, dalam konferensi pers di Kantor Adhi Karya, Jakarta, Jumat (13/4/). 

"Potensinya secara keseluruhan bisa mencapai Rp 176 triliun. Sekarang ini sudah jatuh tempo sekitar Rp 8,6 triliun,” tambah dia.

Dia menyatakan, potensi di bisnis pengolahan limbah sangat besar. Hal ini mengingat banyak konsensi perusahan minyak dan gas di Indonesia yang berakhir. Salah satunya Chevron di Kalimantan yang konsensi berakhir pada 2018.

"Blok Mahakam sudah berakhir 2017 lalu. Ada juga yang berakhir di tahun 2022-2023 seperti Petrochina, Conocco Philips, British Petroleum," terang dia.

"Saya rasa belum banyak yang menggarap ini. Harapan kami bisa masuk proyek ini, sudah diusulkan tadi dan disetujui (dalam RUPST)," lanjut dia.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dia menjelaskan, berdasarkan UU No 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi pasal 40 ayat 3, perusahaan-perusahaan yang mendapat kontrak karya terkait dengan operasi tambang yang sudah berhasil harus memulihkan lingkungan. Hal ini menjadi sasaran bisnis baru perusahaan berpelat merah ini.

"Potensinya sangat besar kalau kita hitung berdasarkan luasan yang tercemar maka tercatat 800 area tercemar, dengan luas 170 km2. Volume yang telah teridentifikasi sebesar 7 juta m3- 8 juta m3,” kata dia.

PT Adhi Karya Tbk akan bekerjasama dengan laboratorium milik Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bisnis ini. Selain itu, saat ini perseroan masih akan mengkaji teknologi yang dibutuhkannya.

 

Reporter: Wilfridus S.

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: