Sukses

IHSG Koreksi 2,5 Persen dalam Satu Hari, Ini Penyebabnya

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melambat tak mampu topang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Bahkan IHSG meninggalkan level 5.900.

Berdasarkan data RTI, pada penutupan perdagangan saham, Kamis (3/5/2018), IHSG merosot 153,50 poin atau 2,55 persen ke posisi 5.858,73.Indeks saham LQ45 tergelincir 3,14 persen ke posisi 933,96. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 333 saham melemah sehingga menekan IHSG. 69 saham menguat dan 85 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Tercatat total frekuensi perdagangan saham 407.980 kali dengan volume perdagangan saham 7,3 miliar saham. Nilai transaksi harian sahamRp 8,8 triliun.

Investor asing lepas saham Rp 772,52 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) beradadi kisaran Rp 13.931. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.996,48 dan terendah 5.858,73.

Secara sektoral, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur turun 3,2 persen dan catatkan penurunan terbesar.Disusul sektor saham tambang merosot 3,04 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 2,86 persen.

Berdasarkan laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, penurunan IHSG pada Kamis pekan ini termasuk terbesar dalam satu hari. PT AshmoreAssets Management Indonesia melihat ada sejumlah faktor mendorong IHSG terkoreksi.

Pertama, kekhawatiran meningkat terhadap perangdagang Amerika Serikat dan China. Ini berdasarkan laporan China belum membeli kedelai AS.

 

2 dari 2 halaman

Faktor Lain Tekan IHSG

Kedua, penguatan dolar Amerika Serikat. Ketiga, pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan kegiatan ekonomi ASmembaik dan inflasi sesuai target dua persen.

"Pada saat yang sama di dalam negeri, sejumlah kabar menunjukkan pemerintah bersikeras tentang intervensi sepertidalam rupiah dan subsidi bahan bakar. Ini memberikan kurang kenyamanan bagi investor asing," tulis laporan Ashmore.

Selain itu, PT Ashmore Assets Management Indonesia juga melihat koreksi IHSG yang terjadi didorong aksi jual investor asing.Ini didorong sentimen negatif global bukan dari domestik.

Aksi jual investor asing mencapai Rp 35 triliun sepanjang tahun berjalan 2018. Jumlah itu 87 persen dari total arus dana investor asing keluar pada 2017. Sedangkan pada pekan ini, investorasing sudah jual saham Rp 532 miliar. Hingga kini, kepemilikan investor asing di pasar saham turun menjadi 49 persen.

Meski IHSG koreksi, valuasi saham sudah kembali mencatatkan price earning (PE) 15 kali didorong koreksi IHSG tajam pada Kamis pekan ini. "

Menurut kami sudah murah (valuasi-red) secara sekarang sudah sama dengan rata-rata valuasi 10 tahun terakhir," kata VP Salesand Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, IHSG yang melemah masih wajar. Hal itu mengingat sentimen eksternal yang mendominasi tekanan IHSG. PT Ashmore Assets Management Indonesia prediksi, IHSG masih rawan koreksi dalam 1,5 bulan ini. Hal itu mengingat pada pertengahan Mei 2018 memasuki Lebaran, dan biasanya transaksi melambat.